Jakarta, CNN Indonesia --
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap 2 Mei di Indonesia. Berikut puisi Hari Pendidikan Nasional yang inspiratif dan bisa dijadikan referensi untuk menyerukan pentingnya pendidikan.
Dilansir dari laman Kemendikbud RI, Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei ini merupakan hari untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah tokoh yang menjadi pelopor pendidikan di Tanah Air pada masa kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memperingati hari kelahiran sang pelopor, Hari Pendidikan Nasional juga menjadi momen untuk merenungkan pentingnya arti pendidikan bagi kemajuan bangsa.
Puisi sebagai karya sastra penuh makna dan keindahan, sering kali menjadi medium yang tepat untuk menyampaikan nilai-nilai dan pesan-pesan penting.
Melalui puisi, penyair jadi bisa menggambarkan betapa pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter, membangun peradaban manusia yang lebih baik dan menjaga harapan bangsa.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kumpulan puisi Hari Pendidikan Nasional yang mengedepankan semangat pendidikan untuk mencerdaskan bangsa.
1. Pena
Karya: Ade Lanuari Abdan Syakuro
Pena...
Kuikat ilmu dengannya
Kutulis kisah sejarah bersamanya
Pena...
Kugapai cita-cita dengannya
Tak lupa teriring doa dan usaha
Sebagai wujud penghambaanku pada sang pencipta
Pena...
Bersamanya, kutulis cerita cinta berbau surga
Agar manusia tak terjebak pada dunia yang fana
Tak jelas asalnya, tak jelas pula hasilnya
Pena...
Simbol peradaban dari zaman purba ke zaman aksara
Di mana manusia tak lagi menghambakan diri pada mitos yang tak jelas asalnya
Pena...
Dengannya, hidup manusia menjadi mulia
Lantaran mencari ilmu untuk kesejahteraan dunia
2. Terang
Karya: Bella Artidesimasari
Dahulu temaram
Kami tak kenal terang
Pun siang tak kunjung benderang
Hingga pahlawan datang
Adorasi pahlawan-pahlawan tamu
T'lah tuntun kami menuju padang cahaya
Menitis kami dengan asanya
Tak kenal lelahnya
Pendar asa dalam nadinya
Tri Dharma dalam jantungnya
Debarnya menyeru harsa
Dengan ilmunya kini kami terang
Kini cakrawala menjemput siang
Maka lantanglah terang kami bagikan Dalam tinta, aksara, buku dan suara rasuk pendar itu dalam nadi
Terang adalah kami
3. Puisi Hardiknas
Karya: Irmahadiani Linasari
Lihatlah benih-benih generasi yang penuh mimpi
Tumbuh indah di ladang sang petani
Alam pun menjadi saksi
Ragam budaya yang tumbuh mengiringi
Tak ada yang salah dengan keragaman
Bukankah itu dapat menguatkan?
Namun, mengapa terkadang kita memaksakan
Padahal kodrat alam begitu nyata
Mereka bukan secarik kertas kosong belaka
Melainkan pribadi yang penuh talenta
Walau mungkin sepanjang harinya
Hanya bermain kesibukannya
Yakinlah kita bisa berpihak pada mereka
Mengembangkan bakat dan potensinya
Lewat kearifan lokal yang menjadi budayanya
Tuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaannya
Mari menuntun sepenuh hati
Membimbing kodrat yang telah terpatri
Layaknya sang petani
Yang menghamba pada benih ini
Memupuk budi pekerti sesuai nilai Pancasila
Dengan cipta, rasa, karsa, dan karya
Tanpa melupakan sebuah perubahan
Kodrat zaman yang penuh tantangan
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Tetaplah menjadi semboyan
Tuk wujudkan merdeka belajar
4. Menggapai Impian
Karya: Ni Nengah Restari
Senyum terukir tipis
Menghias bibir yang manis
Langkah demi langkah berpijak
Mengejar angan yang bijak
Sejuta harapan kurengkuh
Laksa rintangan kutempuh
Laksa menuju kemenangan
Menggapai impian
Riang gembira jalan hidup
Hati ikhlas bahagia datang
Perjuangan dan doa penuh ikhlas
Bawa berkah yang berlimpah
5. Puisi tentang Guru
Karya: David Aribowo
Terlahir karena terpilih
Berada di Bumi karena takdir
Melangkah dengan menebar berkat
Menjadi terang karena tuntutan
Terpilih menjadi guru teladan
Berada di sekolah karena pilihan
Memberi ilmu dengan menebar senyum
Guru teladan yang menjadi terang
Demikian contoh puisi Hari Pendidikan Nasional yang menyerukan kemuliaan pendidikan. Semoga karya-karya ini dapat menginspirasi kita untuk senantiasa menghargai pendidikan sebagai fondasi kemajuan bangsa.
(avd/juh)