AS Kejar Perjanjian Tanah Jarang dengan China Rampung Akhir November

2 hours ago 1

CNN Indonesia

Senin, 17 Nov 2025 04:40 WIB

Menkeu AS Scott Bessent berharap China menghormati kesepakatan awal antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping di Korsel. Menkeu AS Scott Bessent berharap China menghormati kesepakatan awal antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping di Korsel. (AFP/SAUL LOEB)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent mengatakan pada Minggu (16/11) bahwa negaranya berharap dapat menyelesaikan kesepakatan dengan China untuk mengamankan pasokan tanah jarang sebelum liburan Thanksgiving di akhir November.

Berdasarkan kesepakatan sementara, yang dicapai pada akhir Oktober dalam pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan, Beijing setuju menangguhkan pembatasan ekspor tertentu terhadap mineral-mineral penting selama satu tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiongkok sangat dominan dalam penambangan dan pemrosesan tanah jarang, yang penting untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri termasuk otomotif, elektronik dan pertahanan.

"Kami bahkan belum menyelesaikan perjanjian, yang kami harap dapat selesai sebelum Thanksgiving," yang jatuh pada 27 November, kata Bessent dalam program "Sunday Morning Futures" di Fox News.

"Dan saya yakin bahwa, setelah pertemuan kami di Korea antara kedua pemimpin, Presiden Trump, Presiden Xi, Tiongkok akan menghormati perjanjian mereka," ujar dia lagi.

Namun Bessent memperingatkan, jika China menolak, AS memiliki "banyak cara" untuk membalas.

Bessent menegaskan bahwa berdasarkan kesepakatan tersebut, logam tanah jarang "akan mengalir bebas seperti sebelum 4 April," ketika Tiongkok memberlakukan pembatasan pada sektor tersebut, mewajibkan lisensi ekspor untuk produk-produk tertentu sebagai tanggapan atas tarif besar-besaran Trump.

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai Trump dan Xi, AS akan mengurangi tarif atas produk-produk China, dan Beijing akan membeli setidaknya 12 juta metrik ton kedelai Amerika pada akhir tahun ini dan 25 juta metrik ton pada 2026.

China, yang telah berhenti membeli kedelai AS sebagai tanggapan atas tarif Trump, "mempermainkan para petani kedelai hebat kami," kata Bessent.

"Namun kami yakin bahwa kami telah memperbaiki hal itu," tambahnya.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |