CNN Indonesia
Selasa, 15 Apr 2025 14:32 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan pemerintah tengah mengkaji peluang pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen di Tanah Air. Tujuannya untuk mengurangi impor minyak Indonesia.
Menurut Bahlil, langkah ini sebagai bentuk komitmen menjalankan perjanjian iklim Paris atau Paris Agreement meski negara penggagasnya yakni Amerika Serikat (AS) memutuskan keluar.
"Nah cara kita untuk mengurangi impor adalah memanfaatkan potensi bahan bakar pengganti fosil. Bisa B40, bisa baterai listrik, mobil baterai, dan bisa juga hidrogen," ujar Bahlil dalam acara Global Hydrogen Ecosystem 2025 Summit & Exhibition di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (15/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Bahlil mengakui banyak tantangan dalam mengembangkan energi hidrogen, terutama untuk kendaraan. Sebab, ini adalah hal baru yang dilakukan, berbeda dengan listrik yang ekosistemnya sudah lama terbentuk.
"Nah hidrogen ini barang baru. Kenapa barang baru? Karena kalau kita compare dia dengan mobil listrik, biaya hidrogennya memang masih mahal dan teknologinya kan ke sini-ke sini mudah-mudahan bisa kita mendapatkan yang lebih murah," jelasnya.
Menurut Bahlil, kalau biaya dan teknologi menjadi pertimbangan untuk tidak memulai, maka Indonesia akan jauh tertinggal. Oleh sebab itu, pemerintah mulai membangun regulasi dan peta jalan pengembangannya.
"Tetapi kita harus memulai. Nah kalau ditanya, bagaimana regulasinya? Memang selama ini kita bikin regulasi itu baru mobil listrik, belum hidrogen. Nah kalau sudah banyak, sudah bagus, dan kita lihat potensi marketnya sudah ada, maka pemerintah harus melakukan penyesuaian," kata dia.
Bahlil berjanji pemerintah juga akan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang akan mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen sama seperti kendaraan listrik. Diharapkan bisa segera selesai pembahasannya.
"Insentifnya kita lagi bahas lah. Kalau sudah ada baru. Jadi kita lagi tanya siapa yang masuk, siapa yang melakukan investasi. Kita minta proposal mereka. Kalau itu oke, kita akan jalankan," pungkasnya.
(ldy/mik)