Jakarta, CNN Indonesia --
Isu limbah makanan semakin sering dibahas, terutama setelah Indonesia tercatat masuk daftar 10 besar negara pembuang makanan terbesar di dunia.
Namun, tidak semua orang benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan food waste atau limbah makanan, bahkan istilah 'sisa makanan' dan 'sampah makanan' pun sering tertukar.
Padahal, memahami perbedaannya adalah kunci untuk mengelola makanan dengan lebih bijak, menjaga ketahanan pangan, sekaligus mengurangi beban lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Food loss dan food waste, apa bedanya?
Melansir Waste4Change, FAO menjelaskan bahwa limbah makanan terbagi menjadi dua kategori besar, yakni food loss dan food waste.
Food loss terjadi ketika makanan hilang atau rusak sebelum sampai ke tangan konsumen. Misalnya gagal panen, makanan membusuk saat disimpan, atau bahan pangan rusak akibat cuaca ekstrem, hama, dan keterbatasan teknologi pascapanen.
Sementara itu, food waste adalah makanan yang dibuang oleh retailer, penyedia layanan makanan, hingga konsumen, padahal masih layak makan atau sebenarnya bisa dihabiskan.
Hal yang mengejutkan, sepertiga makanan yang diproduksi di dunia tidak pernah dimakan. Itu setara 1,3 miliar ton makanan atau setara nilai ekonomi sekitar US$1 triliun.
Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis dalam Expert Meeting: Penguatan Strategi Pengurangan Limbah Makanan demi Gastronomi Berkelanjutanbersama IndonesianGastronomy Community (IGC) menegaskan bahwa masyarakat perlu membedakan dua istilah ini:
1. Sisa makanan
Sisa makanan adalah pangan yang masih layak dan aman dikonsumsi, namun berpotensi terbuang jika tidak dikelola. Contohnya satu kotak martabak dengan beberapa potong yang belum tersentuh.
Artinya, sisa makanan masih bisa disimpan, dimakan kembali, atau bahkan didonasikan.
2. Sampah makanan
Sampah makanan adalah makanan yang sudah tidak layak konsumsi, biasanya berupa makanan yang tersisa di piring dan sudah tercampur, kotor, atau rusak. Misalnya sepiring nasi dan lauk pauk yang tidak dihabiskan.
Sampah makanan tidak bisa dimakan lagi oleh manusia sehingga perlu dikelola sebagai limbah organik.
Dampak buruk limbah makanan
Limbah makanan bukan sekadar perkara estetika atau bau tak sedap. Dalam volume besar, ia bisa memicu bencana, seperti tragedi waste avalanche di TPA Leuwigajah pada 2005 yang menewaskan 143 orang akibat ledakan gas metana dari timbunan sampah basah.
Data Food Sustainability Index 2017 menunjukkan bahwa setiap orang Indonesia membuang 300 kg sampah per tahun, dengan lebih dari 60 persennya adalah makanan. Jika dikalikan jumlah penduduk, totalnya mencapai 87 juta ton limbah makanan per tahun.
"Setiap makanan yang terbuang adalah nutrisi yang hilang dan emisi yang mengancam lingkungan," ujar Nita dalam keterangan tertulis, Senin (1/12).
Cara mengelola sisa makanan dan sampah makanan
Untuk meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan ketahanan pangan, pengelolaan harus dimulai dari rumah dan restoran. Berikut panduan yang praktis dan mudah dilakukan:
1. Habiskan makanan di piring
Cara ini adalah langkah paling sederhana. Ambil makanan secukupnya, habiskan, dan hindari menyisakan makanan yang akhirnya berubah menjadi sampah.
2. Donasikan makanan berlebih
Jika memiliki makanan berlebih yang masih layak, Anda bisa menyumbangkannya ke bank makanan, dapur umum, atau komunitas sosial. Banyak retailer juga sudah mulai mendonasikan barang yang mendekati masa kedaluwarsa.
3. Jadikan pakan ternak
Untuk makanan yang sudah tidak layak dikonsumsi manusia tetapi masih aman, bahan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
4. Kompos limbah organik
Sisa dapur seperti kulit buah, sayur layu, atau cangkang telur bisa dikomposkan. Namun, hindari mengomposkan tulang, daging, minyak, dan produk susu karena prosesnya lebih rumit.
5. Kurangi sampah ke TPA
Paling tidak direkomendasikanmembiarkan sampah makanan berakhir di TPA. Di sanalah sampah menghasilkan gas metana dalam jumlah besar dan mempercepat krisis iklim.
(tis/tis)





























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5246935/original/037886700_1749495798-063_2211629707.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354665/original/013548500_1758261702-IMG-20250919-WA0005.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273468/original/039341400_1751624719-ClipDown.com_510960588_17904224745194387_1578158069668546407_n.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303701/original/026205700_1754120479-Foto_7._Rosie_Pop-Up_Jakarta_-_Gandaria_City_Mall.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354825/original/018518100_1758265848-pongki_barata_csm_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5326205/original/048148200_1756092105-IMG-20250825-WA0011.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316299/original/029464000_1755231410-OFFICIAL_POSTER_-_FEED.jpg)