BGN Tegaskan Tak Paksa Siswa Ambil MBG di Sekolah Saat Libur

2 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak memaksa siswa datang ke sekolah selama masa liburan untuk mengambil makanan.

Penyaluran MBG saat libur sekolah diprioritaskan bagi kelompok penerima manfaat ibu hamil, ibu menyusui, dan balita atau kelompok 3B.

Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi Nanik Sudaryati Deyang mengatakan penyaluran MBG untuk kelompok 3B tetap berjalan seperti biasa melalui petugas di lapangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang tidak libur, atau tetap diberikan MBG, itu adalah untuk 3B. Siapa yang mengantar? Ya seperti biasa, para petugas yang selama ini sudah berjalan," kata Nanik dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Selasa (23/12).

BGN memahami perbaikan gizi anak membutuhkan konsistensi, namun juga mempertimbangkan situasi libur sekolah. Karena itu, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur MBG memberi opsi kepada sekolah penerima manfaat untuk mengajukan penyaluran MBG selama liburan.

Jika diajukan, makanan akan diantar sesuai permintaan sekolah dalam bentuk makanan kering.

"Jadi anak-anak tidak dipaksa untuk datang ke sekolah. Silakan saja kalau makanan MBG itu diambil ibunya, ayahnya, atau saudaranya. Kalau misalnya sekolah tidak mau menerima, wali murid juga tidak mau, maka juga tidak apa-apa, dan tidak dipaksa. Jadi tidak ada yang memaksa anak-anak libur ke sekolah untuk mengambil MBG. Mohon jangan diplintir," ujar Nanik.

Ia juga meluruskan anggapan bahwa penyaluran MBG saat liburan dilakukan untuk menghabiskan anggaran. Menurut Nanik, justru terjadi penghematan signifikan.

"Justru sebaliknya, kami menghemat anggaran luar biasa di tahun 2025. Bayangkan, anggaran MBG tahun 2025 itu Rp71 triliun, targetnya untuk 6 juta penerima manfaat yang terdiri dari anak sekolah dan 3B, namun ternyata kami bisa memberi manfaat kepada 50 juta anak Indonesia dan kelompok 3B," katanya.

Penghematan tersebut, lanjut Nanik, terjadi karena banyak yayasan dan mitra yang membangun dapur MBG secara mandiri, sehingga BGN tidak perlu membangun seluruh dapur.

Biaya yang ditanggung BGN difokuskan pada penyediaan MBG sebesar Rp15 ribu per porsi, gaji pegawai termasuk SPPI, ahli gizi, dan akuntan di tiap SPPG yang jumlahnya hampir 100 ribu orang di seluruh Indonesia, serta biaya operasional.

"Data yang saya sampaikan ini bisa dicek ke Kementerian Keuangan," ujarnya.

Nanik menambahkan pemerintah tetap berkomitmen memastikan seluruh anak Indonesia mendapatkan akses gizi yang baik.

"Pesan Pak (Presiden) Prabowo, tidak boleh satu anak Indonesia pun, baik (anak usia sekolah) yang berada di jalanan bila belum Sekolah Rakyat, anak-anak di pondok-pondok pesantren baik yang terdaftar di Kementerian Agama, maupun yang tidak terdaftar, semua harus dapat makan bergizi gratis," katanya.

Sementara terkait kabar pemberian MBG untuk lanjut usia dan penyandang disabilitas, Nanik menegaskan hal tersebut bukan bagian dari program BGN.

"Program itu masih wacana Kemensos, jadi bukan program BGN ya," tutupnya.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)

Read Entire Article
Entertainment |