Sleman, CNN Indonesia --
Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Wiryadarma melukis sebuah mural ala kisah manga dan anime Jepang 'One Piece' di salah satu pertigaan jalan Pedukuhan Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman, DIY. Mereka khawatir karya mereka bakal dihapus aparat.
Secara ukuran, mural ini cukup besar dengan hampir memenuhi seluruh bagian tengah jalan. Karya digambar di depan sebuah poskamling yang juga dihiasi gambaran lambang Pancasila bersama beberapa tokoh kartun Negeri Sakura. Dua di antaranya adalah lukisan Monkey D. Luffy, tokoh utama dalam One Piece.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepat di sisi kiri lukisan mural ada sebuah tulisan 'Merdeka?'. Terdapat pula tulisan 'Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa' di dinding depan poskamling dan beberapa pepatah sang proklamator, Soekarno di sebelahnya.
Diklaim bukan hasil FOMO alias ikut-ikutan tren, para pemuda karang taruna setempat menyebut mural ini sudah digambar sejak sebelum penyematan lambang kru bajak laut Topi Jerami jadi sebuah gerakan sepekan terakhir.
Meski mengklaim lahir duluan, mereka bilang esensi dari mural ini 11-12 dengan gerakan pengibaran bendera One Piece yang belakangan jadi fenomena. Yakni, sebagai simbol keresahan terhadap situasi negara sekarang ini.
"Kalau menurut teman-teman ini kan sangat setia dan suka ya sama One Piece, kayanya kok mirip banget to sama negeri ini. Negeri ini kaya Pemerintah Dunia (World Government) kalau di anime One Piece itu juga sebenarnya nggak adil buat rakyat juga to," kata Dandun Asmara, Sekretaris Karang Taruna Wiryadarma ditemui di lokasi, Rabu (6/8).
"Pasti semua orang merasakan (ketidakadilan), ya keresahan, ya sekadar mengkritik tapi tidak untuk menjatuhkan," sambungnya.
Mural dibuat menggunakan cat sisa menghias poskamling pada 25 Juli 2025 lalu. Dana berasal dari kantong pribadi sembilan orang anggota karang taruna.
Para pemuda melukisnya secara terang-terangan, karena tren pengibaran bendera One Piece juga belum bergema. Sejatinya, mereka menghias pos ronda plus membuat mural semata untuk menyemarakkan hari kemerdekaan RI ke-80 pada 17 Agustus mendatang.
"Kita bikinnya sebelum (gerakan pengibaran bendera One Piece) viral, kita diikut-ikutkan FOMO padahal sebenarnya nggak. Belum ada bendera One Piece yang viral," imbuh Dandun.
Saat itu, yang ada di pikiran Dandung cs hanyalah bagaimana mengekspresikan keresahan melihat realita negara RI ini melalui sebuah karya seni.
"Negeri kita sedang tidak baik-baik saja, semua orang juga merasakan. Kalau punya orang dalam, ngapa-ngapain enak. Kalau kita yang rakyat biasa ngapa-ngapain sulit, lapangan kerja, semuanya sulit," urainya singkat.
Sejak mural itu ada hingga beberapa hari setelahnya, semua masih aman-aman saja. Tapi, semenjak gerakan pengibaran bendera One Piece jadi sebuah fenomena sosial, Dadun bilang muncul kekhawatiran di kalangannya.
Apalagi, beberapa waktu terakhir mereka mendengar selentingan akan adanya rencana aparat untuk menghapus mural tersebut. Sepengetahuan Dadun, instruksi itu telah disampaikan melalui para tetua desa.
"Nanti malam kemungkinan dihapus," kelakar Dandun.
Besar harapannya karya para pemuda ini tak dihapus. Asa ini sebesar keinginan Dandun cs agar negara ini berubah ke arah yang lebih baik.
"Seumpama mau dihapus alasannya apa? sebenarnya kan tidak melanggar peraturan apapun, dasar dan alasannya apa. Kan kita membuatnya sebelum viral," katanya.
Terpisah, Kasi Humas Polresta Sleman, AKP Salamun menyebut sejauh ini pihaknya belum akan mengambil tindakan atas gerakan penyematan simbol One Piece ini.
"Kami masih menunggu arahan dari pimpinan," ujar Salamun.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengingatkan agar fenomena pengibaran bendera bajak laut dari serial manga Jepang, One Piece, menjelang 17 Agustus 2025 tidak mengganggu kesakralan peringatan HUT ke-80 RI.
Dia mengaku tak mempermasalahkan pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk kebebasan berekspresi, namun hal itu akan menjadi masalah ketika ditunggangi pihak-pihak tertentu untuk suatu kepentingan, misalnya mendorong pengibaran bendera selain Merah Putih pada peringatan HUT Ke-80 RI.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menilai bendera tengkorak bertopi jerami Jelly Roger dari serial One Piece tidak pantas berkibar di bawah bendera Indonesia saat momentum HUT ke-80 RI.
"Bendera Merah Putih, ada bendera tengkorak di bawahnya, masa dibilang Merah Putih itu di-back up oleh tengkorak. Tidak pas, dong," kata Sjafrie saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa (5/8).
Menurut Sjafrie, bendera Merah Putih merupakan simbol negara yang sakral dan harus dihargai oleh seluruh masyarakat karena mengingat pengorbanan pahlawan. Kesakralan itu akan tercoreng jika harus berkibar bersamaan dengan bendera One Piece.
Adapun Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang mengutip pernyataan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam merespons isu pengibaran bendera One Piece jelang HUT ke-80 RI.
Ia meminjam pernyataan Gus Dur dalam menanggapi berkibarnya bendera bintang kejora saat dulu menjabat presiden.
"Kalau pakai istilah Gus Dur, yang penting Merah Putih di atas, yang lain bisa menyusul," kata Cak Imin di Jakarta Pusat, Selasa (5/8).
Cak Imin mengatakan bahwa ia menghormati kreativitas setiap individu, salah satunya melalui pengibaran bendera. Namun ia meminta agar hal itu tak mencemari keharmonisan dan kesakralan 17 Agustus.
(ugo/kum/ugo)