Daihatsu Klaim Mobilnya Bisa Tenggak BBM Etanol 10 Persen

7 hours ago 3

Osaka, CNN Indonesia --

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) blak-blakan menyebut bahwa seluruh model Daihatsu yang dijual di Tanah Air sudah mampu menenggak bahan bakar yang mengandung etanol hingga 10 persen.

Sri Agung Handayani, Marketing Director and Corporate Communication Director PT ADM, mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan rencana pemerintah menyiapkan kebijakan penggunaan bahan bakar etanol di Indonesia.

"Jadi, pemerintah berencana, Pak Menteri [ESDM Bahlil Lahadalia] mengatakan kemungkinan ada unsur etanol, etanol 10 persen," kata Agung di Osaka, Jepang, pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agung Daihatsu sudah melakukan riset dan pengembangan (R&D) untuk memastikan seluruh kendaraan mereka dapat menyesuaikan dengan standar bahan baku tersebut.

"Jadi, kami memiliki R&D dan kami sudah menyiapkan. Satu, kendaraan Daihatsu kompatibel terhadap etanol maksimum 10 persen. Dua, dengan catatan penggunaan oktan-nya harus sesuai yang di-suggest," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pemerintah bakal menerapkan mandatory atau kewajiban etanol 10 persen (E10) untuk seluruh produk bensin atau bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.

E10 adalah campuran bensin dan etanol 10 persen. Namun, kewajiban ini dikecualikan untuk solar karena ada program tersendiri buat jenis bahan bakar ini, yakni Bioetanol (B50) di tahun depan.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan mandatory E10 ini sudah dibahas dengan Presiden Prabowo Subianto dan sudah disepakati untuk menerapkannya.

Mandatory etanol 10 persen ini bertujuan mengurangi impor minyak dalam negeri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya, dari tanaman tebu untuk dijadikan etanol.

Sebab, berdasarkan porsinya, penggunaan BBM untuk konsumsi saat ini sebesar 60 persen masih berasal dari impor. Oleh sebab itu, demi kemandirian energi dalam negeri, pemerintah harus menggunakan sumber daya yang dimiliki.

Selain untuk mengurangi impor, imbuh Bahlil, mandatory E10 juga bertujuan untuk mendukung komitmen energi bersih yang ramah lingkungan atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

"Dengan demikian, kita akan campur bensin kita dengan etanol. Tujuannya apa, agar tidak kita impor banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan," jelasnya.

Soal kewajiban etanol 10 persen ini, Bahlil memperkirakan penerapannya bisa berlaku 2-3 tahun ke depan atau pada 2027 atau 2028.

(dmi/dmi)

Read Entire Article
Entertainment |