Demo di Negara Tetangga RI Berujung Bentrok, Polisi Semprot Merica

2 hours ago 1

CNN Indonesia

Senin, 15 Sep 2025 11:45 WIB

Demo besar-besaran di Australia pada Sabtu (13/9) berujung bentrok usai aparat kepolisian berusaha memisahkan kelompok massa satu dengan kelompok massa lainnya. Demo besar-besaran di Australia pada Sabtu (13/9) berujung bentrok usai aparat kepolisian berusaha memisahkan kelompok massa satu dengan kelompok massa lainnya. (Foto: AFP/WILLIAM WEST)

Jakarta, CNN Indonesia --

Demo besar-besaran di Australia pada Sabtu (13/9) berujung bentrok setelah aparat kepolisian berusaha memisahkan kelompok massa satu dengan kelompok massa lainnya.

SBS News melaporkan bentrokan terjadi di Melbourne, Victoria, di mana sekitar 2.500 orang dari berbagai kelompok diperkirakan berkumpul di kota tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi Victoria dilaporkan bentrok dengan pengunjuk rasa Kedaulatan Adat di dekat Stasiun Flinders saat berusaha memindahkan mereka.

Menurut keterangan seorang pedemo, satu orang yang mengenakan bendera Aborigin di bahu disemprot capsicum atau merica di wajahnya oleh aparat.

"Kami diblokir tiga kali oleh Polisi Victoria," kata seorang pedemo kepada wartawan, seperti dilansir ABC.

"Mereka membawa pasukan berkuda dan semua polisi berpelindung ke arah kami. Aparat pengaman untuk March for Australia hanya dua baris, sementara kami sampai empat baris," lanjutnya.

"Polisi mendorong orang-orang kami dan mulai menjadi agresif," imbuh dia.

Dalam sebuah pernyataan kepada SBS News, Polisi Victoria menyatakan pihaknya "diharuskan turun tangan beberapa kali untuk memisahkan pengunjuk rasa dari massa tandingan. (Karenanya), semprotan OC (semprotan merica) dikerahkan."

Polisi mengaku sempat menahan seorang pria 29 tahun karena dugaan merusak fasilitas dengan grafiti. Namun, pria itu kini telah dibebaskan.

Demo panas juga terjadi di Sydney, New South Wales (NSW). Polisi NSW memperkirakan sekitar 3.500 orang yang terdiri dari beberapa kelompok berkumpul di kota tersebut.

Polisi menyatakan pria berusia 50 tahun telah ditangkap karena "melanggar perdamaian" selama aksi unjuk rasa. Seorang operator drone juga diberi peringatan karena mengoperasikan pesawat nirawak di area terlarang.

Menurut NSW Ambulance, dua orang dirawat dalam aksi unjuk rasa ini. Meski begitu, tak ada yang mengalami cedera serius.

Demo pecah secara sporadis di sejumlah wilayah Australia pada Sabtu. Berbagai kelompok unjuk rasa membawa tuntutan masing-masing, mulai dari anti pemerintah korup, anti fasisme, anti rasisme, aksi bela Palestina hingga penghormatan terhadap tokoh konservatif Amerika Serikat yang juga loyalis Presiden Donald Trump, Charlie Kirk.

Demo besar-besaran yang cukup jarang terjadi di Australia ini juga sampai memicu Kedutaan Besar RI di Canberra mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI untuk berhati-hati terutama di lokasi titik demonstrasi.

(blq/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |