Demo Listrik Langka, 15 Orang Kuba Divonis hingga 9 Tahun Penjara

2 hours ago 2

CNN Indonesia

Minggu, 21 Sep 2025 21:00 WIB

Setidaknya sebanyak 15 orang dijatuhi hukuman hingga sembilan tahun penjara setelah terlibat dalam unjuk rasa memprotes kelangkaan listrik dan pangan di Kuba. Setidaknya sebanyak 15 orang dijatuhi hukuman hingga sembilan tahun penjara setelah terlibat dalam unjuk rasa memprotes kelangkaan listrik dan pangan di Kuba. (REUTERS/Norlys Perez)

Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya sebanyak 15 orang dijatuhi hukuman hingga sembilan tahun penjara setelah terlibat dalam unjuk rasa memprotes kelangkaan listrik dan pangan di Kuba.

Protes oleh ratusan orang tersebut terjadi pada 17 Maret 2025 dan berlangsung selama akhir pekan di tiga kota, setelah ada pemadaman listrik selama 13 jam sehari di sejumlah provinsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unjuk rasa di Santiago de Cuba, Bayamo, dan Santa Marta jadi yang terbesar setelah kerusuhan pada 11 Juli 2021 yang membuahkan ratusan pengunjuk rasa dihukum, bahkan ada yang sampai 25 tahun penjara.

Mahkamah Agung Rakyat Kuba menyebut dalam pernyataannya pada Jumat (19/9), bahwa 15 orang yang terlibat demonstrasi telah divonis di Kota Bayamo.

"Delapan orang dijatuhi hukuman antara enam dan sembilan tahun penjara, lima orang dijatuhi hukuman antara tiga dan lima tahun, dan dua orang dijatuhi hukuman kerja paksa tanpa hukuman penjara," tulis Mahkamah Agung Kuba seperti diberitakan AFP.

Mereka didakwa melakukan "kejahatan berupa gangguan ketertiban umum, penyerangan, perlawanan, penghinaan, pembangkangan, dan penghasutan."

Menurut AFP, demonstrasi semakin meroket sejak 2022 di pulau yang diperintah oleh Partai Komunis tersebut. Setidaknya 180 orang ditangkap dalam demonstrasi pemadaman listrik antara 2022 dan September 2025 dan diperkirakan masih ada yang belum tercatat.

Sementara itu, krisis energi juga semakin memburuk. Kuba sudah mengalami enam kali pemadaman listrik yang makin meluas dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun.

Sebanyak 9,7 juta penduduk negara tersebut mengalami pemadaman listrik terjadwal setiap harinya. Pada Agustus 2025 bahkan mencapai rata-rata 15 jam.

Pemerintah setempat mengatakan embargo AS yang ketat mencegah mereka memperbaiki infrastruktur kelistrikan yang butuh bahan bakar langka di Kuba untuk beroperasi.

Warga sendiri ada yang mengeluh sudah mengalami lebih dari 20 jam tanpa listrik dan berminggu-minggu tanpa air, katanya secara anonim kepada AFP.

(end)

Read Entire Article
Entertainment |