Harga Minyak Naik Gara-gara OPEC+ Tunda Tambah Produksi Tahun Depan

11 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 03 Nov 2025 10:45 WIB

OPEC+ memutuskan menunda rencana menaikkan produksi pada tiga bulan pertama 2026, berdampak pada lonjakan harga minyak dunia. OPEC+ memutuskan menunda rencana menaikkan produksi pada tiga bulan pertama 2026, berdampak pada lonjakan harga minyak dunia. (iStock/bomboman).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia naik usai OPEC+ memutuskan untuk menunda rencana menaikkan jumlah produksi minyak kuartal pertama tahun depan.

Keputusan organisasi negara-negara pengekspor minyak itu meredakan kekhawatiran atas potensi penumpukan pasokan minyak.

Reuters melaporkan minyak berjangka Brent naik 47 sen atau 0,73 persen ke harga US$65.24 per barel. Pada akhir pekan lalu, harga minyak ini juga naik 7 sen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, minyak mentah U.S. West Texas Intermediate yang sebelumnya US$61,43 per barel, naik 45 sen atau 0,74 persen.

Sebelumnya, OPEC+ bersepakat menaikkan produksi minyak 137 ribu barel per hari mulai Desember 2025. Namun, mereka tak akan menaikkan produksi di awal tahun depan.

"Setelah Desember, karena alasan musiman, delapan negara juga memutuskan menunda penambahan produksi pada Januari, Februari, dan Maret 2026," kata OPEC+ dalam keterangan resmi yang dilansir Reuters, Senin (3/11).

Analis RBC Capital Helima Croft membaca langkah ini sebagai perhitungan hati-hati.

"Ada cukup alasan untuk melakukan pendekatan hati-hati mengingat ketidakpastian atas kondisi pasokan pada kuartal pertama dan pelemahan permintaan yang sudah diprediksi," ucap Croft.

Ia mengatakan Rusia masih menjadi penentu pasokan utama minyak dunia. Terlebih lagi setelah Amerika Serikat menyanksi Rosneft dan Lukoil. Begitu pula serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia.

Brent dan WTI sempat anjlok 2 persen tiga bulan berturut-turut, menyentuh harga terendah dalam lima bulan terakhir. Gejolak harga itu dipicu penumpukan pasokan minyak dan gejolak ekonomi akibat tarif AS.

Menurut jajak pendapat Reuters, para analis mempertahankan proyeksi harga minyak mereka. Sebagian besar tidak berubah karena peningkatan produksi OPEC+ dan permintaan yang lesu mengimbangi risiko geopolitik.

Perkiraan surplus pasar minyak berkisar di angka 0,19 juta hingga 3 juta barel per hari.

Lembaga Informasi Energi AS melaporkan pada Jumat (31/10) prpduksi minyak AS naik 86 ribu barel per hari ke rekor 13,8 juta barel per hari pada Agustus 2025.

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |