Harga Minyak Turun Usai Pelabuhan Ekspor Utama Rusia Kembali Dibuka

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Senin, 17 Nov 2025 11:23 WIB

Harga minyak turun pada awal perdagangan Senin (17/11), setelah aktivitas pengiriman dari di pelabuhan ekspor utama Rusia, Novorossiysk, dibuka. Harga minyak turun pada awal perdagangan Senin (17/11), setelah aktivitas pengiriman dari di pelabuhan ekspor utama Rusia, Novorossiysk, dibuka. (Dok. AKR Corporindo)

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah turun pada awal perdagangan Senin (17/11), setelah aktivitas pengiriman dari di pelabuhan ekspor utama Rusia, Novorossiysk, dibuka.

Pengiriman dari pelabuhan tersebut sempat dihentikan selama dua hari akibat serangan drone Ukraina.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent crude berkurang 58 sen atau 0,9 persen menjadi US$63,81 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 59 sen atau 1 persen ke posisi US$59,50 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua acuan tersebut sebelumnya sempat naik lebih dari 2 persen pada Jumat (14/11), sehingga menutup pekan lalu dengan kenaikan tipis, menyusul penghentian ekspor di Novorossiysk dan terminal Caspian Pipeline Consortium yang sempat mengganggu sekitar 2 persen pasokan global.

Menurut dua sumber industri dan data LSEG, aktivitas pengapalan minyak di Novorossiysk kembali dimulai pada Minggu (16/11). Namun, peningkatan serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia membuat pasar tetap mewaspadai potensi gangguan lanjutan.

Militer Ukraina menyatakan telah menyerang kilang minyak Ryazan pada Sabtu, serta fasilitas Novokuibyshevsk di wilayah Samara pada Minggu.

"Investor sedang mencoba menilai bagaimana serangan Ukraina akan memengaruhi ekspor minyak mentah Rusia dalam jangka panjang, sekaligus melakukan aksi ambil untung setelah reli Jumat," ujar analis Fujitomi Securities, Toshitaka Tazawa.

Ia menyebutkan bahwa persepsi kelebihan pasokan akibat peningkatan produksi OPEC+ masih menekan harga, dan WTI diperkirakan bertahan di kisaran US$60 per barel dengan fluktuasi sekitar US$5.

Pasar juga mencermati dampak sanksi negara Barat terhadap suplai dan aliran perdagangan Rusia.

Amerika Serikat (AS) telah melarang transaksi dengan perusahaan minyak Rusia, Lukoil dan Rosneft, setelah 21 November sebagai upaya menekan Moskow untuk bernegosiasi terkait perang Ukraina.

Presiden AS Donald Trump mengatakan Partai Republik tengah menyiapkan legislasi yang akan menjatuhkan sanksi pada negara mana pun yang masih berbisnis dengan Rusia, dan bahkan Iran bisa ikut dimasukkan ke daftar tersebut.

Sebelumnya, OPEC+ sepakat menaikkan target produksi untuk Desember sebesar 137 ribu barel per hari, sama seperti peningkatan pada Oktober dan November, serta memutuskan jeda kenaikan pada kuartal pertama tahun depan.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)

Read Entire Article
Entertainment |