Israel Tembaki Warga Palestina yang Mau Ambil Bantuan, 6 Orang Tewas

7 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Agensi Pertahanan Sipil Gaza menyebut pasukan Israel setidaknya membunuh 36 warga Palestina pada Sabtu (7/6), di mana enam di antaranya tewas dalam insiden penembakan di dekat pusat distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat (AS).

Kematian warga Gaza akibat penembakan ini merupakan yang terbaru dilaporkan di dekat pusat bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Fund (GHF) di distrik selatan Rafah.

Peristiwa ini terjadi setelah pusat bantuan tersebut melanjutkan distribusinya menyusul penangguhan singkat akibat insiden serupa yang merenggut korban jiwa awal pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, sebuah kapal bantuan yang membawa 12 aktivis, termasuk pegiat iklim Swedia Greta Thunberg, dilaporkan mendekati Gaza. Misi mereka adalah untuk menyoroti penderitaan warga Palestina di tengah blokade Israel yang hanya sedikit dilonggarkan.

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan kepada AFP bahwa sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat, enam orang tewas dan beberapa lainnya terluka oleh pasukan pendudukan Israel di dekat bundaran Al-Alam.

Warga Gaza telah berkumpul di bundaran tersebut hampir setiap hari sejak akhir Mei lalu untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan dari pusat bantuan GHF yang berjarak sekitar satu kilometer dari sana.

Di sisi lain, militer Israel mengklaim kepada AFP bahwa pasukannya telah melepaskan "tembakan peringatan" terhadap individu-individu yang mereka sebut "bergerak maju dengan cara yang membahayakan pasukan."

Samir Abu Hadid, yang berada di lokasi pada Sabtu pagi, menceritakan kepada AFP bahwa ribuan orang telah berkumpul di dekat bundaran.

"Begitu beberapa orang mencoba maju ke arah pusat bantuan, pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan dari kendaraan lapis baja yang ditempatkan di dekat pusat tersebut, menembak ke udara lalu ke arah warga sipil," kata Abu Hadid.

GHF, yang secara resmi merupakan upaya swasta dengan pendanaan yang tidak transparan, mulai beroperasi pada akhir Mei lalu ketika Israel sebagian melonggarkan blokade bantuan yang telah berlangsung lebih dari dua bulan di wilayah tersebut.

Namun, badan-badan PBB dan kelompok bantuan utama untuk Gaza menolak bekerja sama dengan GHF, dengan alasan kekhawatiran bahwa badan tersebut melayani tujuan militer Israel.

Kapal Aktivis Mendekati Gaza

Israel semakin mendapat kecaman internasional atas situasi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah Palestina, di mana PBB pada Mei lalu memperingatkan bahwa seluruh populasi berisiko mengalami kelaparan.

Kapal bantuan Madleen, yang diorganisir oleh koalisi aktivis internasional, berlayar menuju Gaza pada Sabtu (7/6) bertujuan untuk menerobos blokade angkatan laut Israel dan mengirimkan bantuan ke wilayah tersebut.

"Kami sekarang berlayar di lepas pantai Mesir," kata aktivis hak asasi manusia Jerman, Yasemin Acar, kepada AFP. "Kami semua baik-baik saja," tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan dari London, Komite Internasional untuk Memutus Pengepungan Gaza, sebuah organisasi anggota koalisi flotila, mengatakan kapal tersebut telah memasuki perairan Mesir.

Kelompok itu menyatakan tetap menjalin kontak dengan badan hukum internasional dan hak asasi manusia untuk memastikan keselamatan mereka yang berada di dalamnya, sekaligus memperingatkan bahwa setiap penyadapan akan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |