Jelang Final Liga Europa, Pelatih Tottenham Marah Disebut Badut

Jakarta, CNN Indonesia --

Pelatih Tottenham Hotspur Ange Postecoglou marah saat mendapat pertanyaan yang mengaitkan dirinya dengan badut jelang final Liga Europa lawan Manchester United, Kamis (22/5) dini hari WIB.

Dalam sesi konferensi pers jelang laga final Liga Europa, Postecoglou hadir untuk menjawab pertanyaan media. Salah satu pertanyaan adalah tentang kemungkinan ia jadi pahlawan atau badut terkait final Liga Europa.

Mendengar pertanyaan itu, Postecoglou langsung marah. Bagi Postecoglou, pertanyaan macam itu tidak layak untuk diajukan karena menggunakan istilah badut.

"Itu semua bergantung pada pandanganmu namun saya akan memberitahu dirimu satu hal, terlepas dari hasil nanti, saya bukanlah badut, dan tidak akan pernah jadi badut," ucap Postecoglou.

"Ini sungguh mengecewakan bahwa dirimu menggunakan istilah itu untuk orang yang sudah 26 tahun, tanpa bantuan siapapun, yang sudah bekerja keras untuk bisa sampai di posisi ketika sedang memimpin timnya ke kejuaraan besar Eropa, untuk kemudian disebut olehmu bahwa bila saya tidak berhasil itu berarti saya seorang badut," kata Postecoglou menambahkan.

Dalam kiprahnya, Tottenham Hotspur sudah pernah memenangkan Piala UEFA (nama sebelum Liga Europa) pada 1971/1972 dan 1983/1984. Namun Tottenham sudah lama puasa gelar karena terakhir kali mengangkat piala pada Piala Liga 2007/2008.

Di musim ini, Tottenham tampil buruk karena berada di posisi 17 alias batas akhir zona aman. Karena itu trofi Liga Europa bisa jadi penyelamat bagi Tottenham.

Manchester United yang jadi lawan juga punya kondisi serupa. MU menjalani musim buruk dengan menempati posisi 16 Liga Inggris. Mereka juga butuh trofi Liga Europa untuk menyelamatkan musim ini.

[Gambas:Video CNN]

(ptr/rhr)