Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai bagian dari program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Percepatan ini diprioritaskan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, mengatakan Kemendagri menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan pembangunan fasilitas SPPG berjalan sesuai target.
"Jadi kami percepat lokasi-lokasi percepatan titik SPPG ini terutama di daerah 3T," ujarnya seperti dikutip dari ANTARA, Rabu (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan, Kemendagri berkomitmen untuk terus mendukung pelaksanaan berbagai program strategis nasional yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto selama satu tahun terakhir.
Sebagai informasi, hingga 11 November 2025, BGN mencatat telah menjangkau 41,6 juta penerima manfaat MBG melalui 14.773 SPPG di seluruh Indonesia. Realisasi anggaran program mencapai Rp43,4 triliun, atau sekitar 61,23 persen dari total pagu MBG tahun 2025 sebesar Rp71 triliun.
Pada kesempatan terpisah, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan sekitar 4.700 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan dibentuk di daerah-daerah terpencil dalam kurun waktu 2,5 bulan ke depan. SPPG tersebut nantinya hanya akan melayani sekitar 10 juta penerima manfaat.
"Ada di daerah sub urban di mana daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Di mana rata-rata pendidikan orang tuanya Jawa Barat hanya 8,8 tahun, Jawa Tengah hanya 8,01 tahun, Jawa Timur 8,11 tahun. Jadi artinya anak-anak ini lahir dari orang tua yang pendidikannya lulusan SD," tutur dia dalam program 1 tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di CNN Indonesia, Senin (20/10).
Langkah ini dilakukan pemerintah melihat tingginya kasus stunting di daerah-daerah 3T tersebut. Ia menyebutkan, secara keseluruhan jumlah kasus di Pulau Jawa juga masih besar. Di Jawa Barat tercatat hampir satu juta anak mengalami stunting, sementara Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan angka yang sebanding.
"Hampir 2 juta dari 3 daerah ini saja itu stunting. Jadi sudah jauh melebihi dari populasi anak-anak di sana," tandas Dadan.
(rir)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5246935/original/037886700_1749495798-063_2211629707.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354665/original/013548500_1758261702-IMG-20250919-WA0005.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273468/original/039341400_1751624719-ClipDown.com_510960588_17904224745194387_1578158069668546407_n.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354825/original/018518100_1758265848-pongki_barata_csm_3.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303701/original/026205700_1754120479-Foto_7._Rosie_Pop-Up_Jakarta_-_Gandaria_City_Mall.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5326205/original/048148200_1756092105-IMG-20250825-WA0011.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316299/original/029464000_1755231410-OFFICIAL_POSTER_-_FEED.jpg)