Kupang, CNN Indonesia --
Hujan pasir dan kerikil menutupi tiga desa di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT usai Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Senin (7/7) pukul 11.05 wita. Suasana dilaporkan sangat mengerikan dan membuat kepanikan warga dari Desa Pululera, Desa Boru dan Desa Boru Kedang.
Kepala Desa Pululera, Paulus Soni Sang Tukan yang dihubungi CNNIndonesia.com mengisahkan, saat terjadi letusan, seluruh Desa Pululera menjadi gelap dan diselimuti pasir, kerikil serta debu vulkanik menutupi desa tersebut.
"Kondisi kami terkini itu tadi sempat karena ada letusan yang sangat dahsyat sehingga wilayah ini semua terselimuti material vulkanik batu, pasir, kerikil sempat terjadi sekitar sepuluh menit itu gelap wilayah ini dan itu akibat (hujan) batu, kerikil dan pasir," kata Paulus, Senin (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, kata dia, seluruh warga di Desa Pululera diminta untuk tidak berada di luar rumah dan berlindung di rumah masing-masing saat terjadi letusan untuk menghindari hujan debu, kerikil, pasir dan batu demi menghindari terjadinya korban.
Paulus mengatakan warga yang atap rumahnya kurang memadai saat itu diminta untuk berlindung di rumah-rumah ibadah, kantor pemerintah dan fasilitas umum lainnya yang atapnya lebih memadai.
Dia mengatakan warga Desa Pululera belum direlokasi seperti warga enam desa lainnya. Sehingga saat terjadi letusan besar Gunung Lewotobi Laki-laki warga harus berlindung di rumah masing-masing dan terdampak dari hujan pasir, batu, kerikil dan debu.
"Kalau untuk saat sekarang enam desa sudah direlokasi sehingga desa-desa lainnya itu aman, sementara kami yang tidak direlokasi itu ada desa Pululera, Boru dan Boru Kedang itu mengalami kegelapan yang serupa dan terkena imbas hujan material yang cukup banyak materialnya," ujarnya.
Disampaikan Paulus, untuk warga dari tiga desa tersebut saat ini hanya bisa melakukan evakuasi mandiri jika bencana Gunung Lewotobi Laki-laki meletus tiba-tiba. Karena mereka belum dievakuasi oleh pemerintah sehingga mereka masih berada di rumah mereka masing-masing.
Paulus mengisahkan suasana saat terjadi letusan yang mencapai 18 kilometer tersebut sangat mengerikan. Karena selain letusan yang sangat tinggi juga karena hujan abu, kerikil, pasir dan batu yang menyelimuti seluruh Desa Pululera dan dua desa lainnya yakni Desa Boru dan Boru Kedang.
"Iya situasi sangat mengerikan karena kolom abu yang begitu tinggi dan sebagian daripada wilayah kami sudah terselimuti oleh abu vulkanik dan juga material berupa pasir dan kerikil," kata Paulus.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang disertai dengan bunyi dentuman yang kuat juga membuat warga panik. Karena bunyi dentuman besar tersebut mengakibatkan getaran yang begitu kuat hingga rumah-rumah warga bergetar.
"Iya panik, panik, karena disertai dengan ledakan berikut gempa yang cukup kuat, iya dentuman besar sekali itu sampai dengan getaran setiap rumah mengalami getaran," tuturnya.
Dia menjelaskan letusan yang terjadi pada Senin (7/7) adalah yang terbesar karena kolom abu sangat tinggi dan mencapai 18 kilometer sehingga seluruh warga menjadi panik dan ketakutan.
Letusan disertai dentuman dan melontarkan material kerikil dan pasir sehingga menimbulkan kepanikan warga.
(ely/gil)