CNN Indonesia
Selasa, 10 Jun 2025 11:21 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Militer Israel disebut telah menghabiskan anggaran mencapai US$42 miliar (sekitar Rp682 triliun) atau rata-rata US$83,8 juta (sekitar Rp1,3 triliun) per hari, selama melancarkan agresi brutalnya ke Gaza.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa hingga pertengahan Januari 2025 agresi itu telah menelan biaya 150 miliar shekel (US$42 miliar).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Anadolu Agency, laporan ini diungkap Penasihat Ekonomi Kepala Staf Angkatan Darat dan Kepala Departemen Anggaran di Kementerian Pertahanan Israel, Gil Pinchas.
Menurut laporan Yedioth Ahronoth, item pengeluaran terberat dalam anggaran pertahanan Israel adalah untuk menggaji para tentara cadangan yang menelan biaya hampir 45 miliar shekel (sekitar Rp203 triliun).
Laporan itu juga mencatat bahwa satu malam saja, upaya mempertahankan langit Israel dari serangan rudal Iran, dengan bantuan koalisi internasional menghabiskan biaya sebesar 1 miliar shekel (sekitar Rp4,5 triliun).
Pada Oktober 2024 lalu, Iran meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke Israel. Teheran melakukan serangan ke Israel sebagai "balasan" atas pembunuhan terhadap para pemimpin milisi Hizbullah dan Hamas.
Agresi Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak Oktober 2023 lalu, telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Selain korban tewas, genosida Israel di Gaza juga menyebabkan lebih dari 11 ribu orang hilang, dengan kerusakan yang semakin meluas. Kebrutalan itu juga menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.
Pada November 2024 lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga dituduh dengan kasus genosida oleh Mahkamah Internasional atas kejahatan perang di Jalur Gaza.
(dna)