Timnas Indonesia Gagal, Muka Kluivert Jadi Bahan Teror ke PSSI Jatim

4 hours ago 4

Surabaya, CNN Indonesia --

Kantor Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur di Surabaya jadi sasaran protes setelah Timnas Indonesia gagal ke Piala Dunia 2026.

Bagian depan kantor PSSI tersebut dipenuhi poster-poster dan karangan bunga bernada sindiran, sebagian besar ditujukan kepada pengurus pusat PSSI dan pelatih Patrick Kluivert.

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, Senin (13/10) siang, sejumlah poster dan karangan bunga itu bertuliskan 'Silakan Pergi jika Tidak dengan Hati', 'Segera Kirim Surat Pengeluaran Erick Thohir, Arya Sinulingga, Patrick Kluivert ke Kantor PSSI Pusat' dan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Djoko Tetuko, mengatakan pihaknya baru mengetahui adanya kiriman poster dan karangan bunga pada Senin (13/10).

"Poster-poster kecil itu ditempel di pintu, karangan bunga yang hitam itu, terus yang putih isinya sama. Tahunya pagi tadi. Masuknya kapan, kita tidak tahu. Soalnya kalau Sabtu-Minggu tutup kecuali ada kegiatan," kata Djoko.

Djoko menegaskan, Asprov PSSI Jatim tidak memiliki hubungan langsung dengan Timnas Indonesia. Menurutnya, urusan tim nasional sepenuhnya menjadi kewenangan federasi pusat.

"Kalau karangan bunganya, pasti hubungannya dengan Timnas. Karena kan bunyi-bunyinya itu untuk mengkritisi segera kita disuruh kirim [surat ke federasi]," ucapnya.

"Asprov tidak ada kaitannya dengan Timnas. Kita ini hanya ngurusi liga amatir seperti Liga 4, Suratin, dan SSB," tambahnya.

Kantor Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur di Surabaya jadi sasaran protes para suporter usai gagalnya Timnas Indonesia melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.Salah satu poster yang ditempatkan di kantor Asprov PSSI Jatim sudah disingkirkan. (CNNIndonesia.com/Farid Rahman)

Ia juga menambahkan bahwa PSSI Jatim tidak memiliki mekanisme formal untuk menindaklanjuti aspirasi atau surat terkait Timnas, meski demikian pihaknya tetap terbuka menerima masukan dari masyarakat sepak bola di daerah.

"Timnas itu di PSSI pusat. Jadi dia berdiri sendiri. Masyarakat kalau bertanya, ya boleh saja. Tapi kalau kita ngurusi Timnas, enggak ada hubungannya," kata Djoko.

Menurutnya aksi protes tersebut positif karena dilakukan tanpa perusakan dan mencerminkan demokrasi yang sehat dalam dunia sepak bola.

Aksi tersebut juga dianggap masih dalam batas wajar sehingga Asprov Jatim tidak akan mengambil langkah hukum.

"Kalau suporter yang berani ke sini dan tertib, itu kan tertib kita anggap kan ya. Ya tertib. Ya lepas dari mereka itu nempelkan di pintu kan, supaya jadi perhatian. Orang berpendapat itu kan sah. Menurut saya kita senang-senang saja," ucapnya.

"Misalnya kalau aliansi suporter itu lebih tertib lagi, dia kirim surat yang tertuju pada, yang isinya apa, poin 1, poin 2, poin 3, dan jelas ada pengirimnya. Itu andaikata seperti itu. Kita bisa menyampaikan ke PSSI, bahwa kita dikirim surat ini kita sampaikan saja," ucapnya.

Sementara soal tuntutan memecat Patrick Kluivert menurutnya hal itu juga merupakan hal yang lumrah.

"Jadi kalau cuma, kalau intinya kan mengganti pelatih gitu kan ya? Patrick Kluivert diganti, ya saya kira kalau itu kan hampir semua pengamat, lain-lain, karena gagal ya [responnya seperti itu] biasa kan ya," ujarnya.

Djoko mengungkapkan kejadian serupa bukan kali pertama terjadi. Menurutnya, protes dengan bentuk karangan bunga dan poster juga pernah terjadi pada masa awal kepemimpinan pelatih Shin Tae Yong, ketika performa timnas dianggap belum memuaskan.

[Gambas:Video CNN]

(frd/nva)

Read Entire Article
Entertainment |