Trump Gelar Rapat Khusus Gaza, Perang Diprediksi Selesai Akhir Tahun

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar rapat khusus mengenai Jalur Gaza, Palestina, di Gedung Putih, Rabu (27/8) waktu setempat.

Utusan Khusus AS Steve Witkoff mengatakan rapat itu akan membahas "rencana komprehensif" yang disusun pemerintahan Trump untuk mengelola Gaza pascaperang.

"Kami akan mengadakan pertemuan besar di Gedung Putih besok, dipimpin oleh presiden, dan ini membahas rencana yang sangat komprehensif yang akan kami susun keesokan harinya," kata Witkoff kepada Fox News, Selasa (26/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Witkoff tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pertemuan tersebut. Ia juga tidak menyebutkan siapa saja yang akan hadir dalam rapat.

Saat ditanya mengenai apakah Israel harus melakukan sesuatu yang berbeda untuk mengakhiri perang dan menyelamatkan para sandera, Witkoff berkata bahwa AS akan melakukan segala cara guna mengakhiri perang dan memulangkan sandera.

"Kami kira kami akan menyelesaikan ini dengan satu atau lain cara, tentu saja sebelum akhir tahun ini," ucapnya, seperti dikutip Reuters.

Witkoff mengeklaim Israel terbuka untuk kembali bernegosiasi dengan kelompok Hamas. Ia juga mengatakan Hamas telah memberi sinyal bahwa mereka terbuka untuk mencapai kesepakatan.

Pada Senin (25/8), Trump sempat mengatakan bahwa agresi Israel di Gaza akan selesai dalam dua hingga tiga minggu ke depan.

"Saya pikir dalam dua hingga tiga minggu ke depan, Anda akan mendapatkan hasil akhir yang cukup baik dan konklusif," ucap Trump, seperti dikutip Al Jazeera.

Trump berujar serangan Israel di Gaza harus segera dihentikan karena kelaparan telah menjadi-jadi di sana. Selain itu, sudah banyak sekali orang yang terbunuh imbas serangan ini.

"Ini harus segera berakhir karena kelaparan dan semua masalah lainnya, yang lebih buruk dibandingkan kelaparan yaitu kematian, kematian murni. Banyak orang terbunuh," kata Trump.

Ucapan Trump ini tidak jelas mengingat Israel yang telah mengindikasikan tak tertarik dengan proposal gencatan senjata yang disetujui Hamas pekan lalu.

Sebaliknya, pemerintah Israel justru makin getol melanjutkan rencana untuk merebut Gaza City, langkah yang telah ditentang keras mayoritas dunia.

Trump sendiri berulang kali menggunakan rentang waktu "dua minggu" dalam memprediksi perkembangan besar. Mulai dari perang Rusia vs Ukraina, negosiasi nuklir AS-Iran, hingga pembicaraan tarif, seluruhnya disebut akan rampung dalam dua pekan. Padahal, kenyataannya tidak seperti yang diucapkan Trump.

Korban tewas imbas agresi Israel di Gaza telah tembus 62.800 orang. Mayoritas korban anak-anak dan perempuan. Agresi brutal ini telah menghancurkan wilayah kantong tersebut dan membuat rakyatnya menghadapi bencana kelaparan.

Integrated Food Security Phase Classification (IPC) pada Jumat (22/8) mendeklarasikan bahwa bencana kelaparan saat ini benar-benar terjadi di Gaza. IPC adalah lembaga yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menentukan tingkat kerawanan pangan di seluruh dunia.

Laporan IPC ini mematahkan klaim Israel selama ini yang menyatakan tak ada kelaparan di Gaza.

IPC secara tegas menyebut kelaparan di Gaza benar terjadi dan sudah memasuki tahap bencana, yang diakibatkan secara sengaja oleh pemerintah Israel.

(blq/dna)

Read Entire Article
Entertainment |