Vikram Lal, Anak 'Tukang' Traktor Berharta Rp189 T Dari Royal Enfield

2 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Fokus dan tekunlah pada satu bidang yang kamu minati sejak kecil. Sebab, siapa tahu fokus dan ketekunanmu tadi bisa membawamu ke jalan sukses.

Seperti yang dialami oleh Vikram Lal. 

Fokus dan tekun serta haus akan ilmu teknik sejak kecil, kini ia sukses menjadi kaya raya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catatan Forbes, total kekayaan Vikram Lal per 20 September kemarin tembus US$11,4 miliar. Kalau dinilai dengan rupiah, kekayaan itu tembus Rp189,78 triliun.

Lalu siapa sejatinya Vikram Lal sehingga ia kemudian bisa menjadi sekaya itu?

Mengutip berbagai sumber, Vikram Lal merupakan pengusaha India yang lahir pada 5 Maret 1942 lalu.

Ayahnya bernama Brijmohan Lal, industrialis sejati pendiri Eicher India, perusahaan pembuat traktor.

Latar belakang keluarga industrialis itulah yang disadari atau tidak membentuk masa depan Vikram. Maklum, dengan latar belakang itu, ia bisa tumbuh di lingkungan istimewa dan menerima pendidikan yang sangat baik.

Keunggulan akses pendidikan itulah yang membuat Vikram selalu haus akan pengetahuan. Di masa kecil, ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Salah satunya terhadap bidang teknik. 

Karena itulah setelah lulus pendidikan menengah atas, Vikram remaja kemudian memutuskan untuk melanjutkan kuliah di jurusan teknik mesin Universitas Roorkee atau sekarang dikenal sebagai Institut Teknologi India. 

Setelah menyelesaikan studinya, Vikram langsung memulai karir profesionalnya dengan bergabung ke perusahaan keluarganya Eicher Tractor Corporation.

Bergabungnya Vikram di Eicher menandai era baru dalam operasional perusahaan. Maklum, saat masuk ia punya visi mengubah Eicher menjadi pemain penting di industri traktor.

Untuk mewujudkan visi itu, Vikram Lal melakukan langkah penting dengan memodernisasi teknis dan manajerial Eicher.

Modernisasi ini menjadi fondasi bagi pertumbuhan perusahaan di masa depan. Selain dua langkah itu, pada 1980, Vikram juga membawa Eicher yang pada awal operasi hanya berfokus kepada kendaraan pertanian, mendiversifikasi usaha ke sektor komersial.

Ini yang kemudian menjadi titik balik dari perjalanan hidupnya dan Eicher. Pada tahun 1982, perusahaan menandatangani perjanjian kolaborasi dengan Mitsubishi untuk memproduksi kendaraan komersial ringan (LCV), yang dijual dengan merek "Eicher Mitsubishi".

Kolaborasi sukses. Namun kesuksesan tak membuat Vikram berpuas diri. Pada 1990, Vikram memutuskan untuk membawa Eicher mengakuisisi 26 persen saham Enfield India Ltd.

Akuisisi membuat yang kemudian meningkatkan kepemilikan saham Eicher naik menjadi 60 persen pada 1993.

Akuisisi ini menandai awal dari gebrakan Eicher di segmen sepeda motor dengan merek ikonik Royal Enfield. Royald Enfield yang saat akusisi berkinerja kurang menggembirakan ia benahi.

Beragam inovasi ia jalankan.

Di bawah kepemimpinannya, Eicher Motors juga merombak Royal Enfield, dengan fokus pada kualitas, desain, dan pengalaman pelanggan.

Pelan tapi pasti, Royal Enfield yang sempat menghentikan produksi sepeda motornya di pabrik Jaipur pada 2002, mulai bangkit.

Royal Enfield berubah menjadi salah satu merek sepeda motor paling dikenal dan dicintai di seluruh dunia.

Permintaan mereka sedikit demi sedikit naik. Eicher melaporkan lonjakan penjualan sepeda motor sebesar 60 persen pada kuartal III 2013. 

Lonjakan itu membuat Eicher harus menerapkan masa tunggu 9 bulan bagi masyarakat yang ingin memiliki sepeda motor tersebut-

Kinerja moncer itu berdampak pada kinerja saham Eicher Motors dan kekayaannya.

[Gambas:Video CNN]

Mengutip Forbes pada 2013 lalu saham Eicher melesat 46 persen, melampaui kenaikan pasar saham yang hanya 6 persen. 

Untuk mengimbangi kenaikan permintaan itu, pada 2013, ia membuka pabrik utama Royal Enfeild di Oragedam, pinggiran kota Chenai. Namun, ternyata itu belum cukup mengimbangi permintaan. 

Akhirnya, pada 2017, ia meresmikan lagi pabrik baru Royal Enfield berkapasitas produksi 600 ribu unit per tahun di Vallam Vadagal. 

Penjualan Royal Enfield terus naik. Pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2024, Eicher berhasil menjual 900 ribu motor. Penjualan naik 11 persen dibanding tahun sebelumnya.

Pensiun

Di tengah moncer penjualan itu, Vikram memutuskan untuk mengundurkan diri.

Ia kemudian menghabiskan masa pensiunnya dengan menjadi sukarelawan di lembaga nirlaba seperti Common Cause, sebuah organisasi kepentingan publik, Rumah Sakit Mata Shroff Charity di Delhi, dan Yayasan Pendidikan Goodearth miliknya sendiri.

Sebagai pilot paralayang berlisensi, ia juga menerbitkan peta kota-kota di India dan panduan soal tempat-tempat wisata populer di negara tersebut.

Read Entire Article
Entertainment |