38 Ribu NIK Warga Sudah Tak Tinggal di Jakarta Bakal Dinonaktifkan

14 hours ago 3

CNN Indonesia

Rabu, 07 Mei 2025 14:18 WIB

Pemprov DKI Jakarta menonaktifkan 38.000 NIK warga yang tidak berdomisili di Jakarta. Verifikasi dilakukan untuk mendorong pelaporan domisili yang akurat. Sebanyak 38.000 Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga yang terindikasi tidak berdomisili di Jakarta masuk dalam program penataan administrasi kependudukan (adminduk) untuk dinonaktifkan. (CNN Indonesia/Ramadhan Nur Fadillah)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 38.000 Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga yang terindikasi tidak berdomisili di Jakarta masuk dalam program penataan administrasi kependudukan (adminduk) untuk dinonaktifkan.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Budi Awaluddin mengatakan saat ini Pemprov fokus melakukan verifikasi pada 38.000 NIK tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menyampaikan, jumlah data awal tahun lalu sempat tercatat mencapai 3 juta NIK yang perlu diverifikasi. Setelah berbagai proses pemindahan mandiri dan penghapusan alami, seperti warga yang meninggal atau pindah domisili, kini tersisa sekitar 2,1 juta NIK.

"Dari situ kami identifikasi 100 ribuan data yang butuh verifikasi lanjutan, dan kini kami fokuskan ke 38 ribu untuk penataan tahap awal," ujar Budi, dikutip dari Antara.

Budi mengatakan penataan dalam bentuk penonaktifan NIK ini bersifat sementara dan bertujuan mendorong warga agar melakukan pelaporan domisili sesuai tempat tinggal yang sebenarnya.

Meski dinonaktifkan sementara, NIK warga tetap bisa digunakan kembali setelah proses pindah domisili dilakukan secara resmi.

"Tujuan kami bukan mencabut NIK secara permanen. Tapi agar warga sadar dan melakukan penyesuaian domisili. Banyak yang sudah pindah secara sadar ke daerah tempat tinggal sebenarnya dan itu justru yang kita harapkan," kata Budi.

Menurut Budi, banyak warga enggan pindah domisili dan memiliki alasan beragam, mulai dari rumah di Jakarta yang sudah dikontrakkan, keinginan tetap mendapat pelayanan publik di DKI Jakarta, hingga kemungkinan kembali tinggal di Jakarta suatu waktu nanti.

"Bisa saja rumahnya dikontrakkan, tapi dia tinggal di daerah lain. Atau mungkin karena pelayanan publik di Jakarta lebih baik, mereka belum ingin ganti alamat," katanya.

(fra/antara/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |