Airlangga Sebut IEU CEPA Tinggal Finalisasi, Tak Ada Ganjalan Tersisa

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai kemajuan signifikan dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA).

Pada Konferensi Pers terkait Perkembangan Negosiasi Indonesia-EU CEPA di Brussels, Belgia, Sabtu (7/6), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa kedua pihak telah menyelesaikan seluruh isu teknis dalam putaran perundingan terakhir dan tidak ada kendala substansial yang tersisa.

"Status adalah task perundingan telah selesai dan sejumlah isu teknis mampu diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat Chief Negotiator," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, hal ini mencerminkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan strategis dengan mitra global, guna mendorong peningkatan ekspor, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.

Pertemuan tersebut juga melibatkan diskusi langsung antara Airlangga dan EU Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, pada Jumat (6/6).

Pada kesempatan tersebut, kedua pihak menyepakati bahwa proses finalisasi IEU CEPA siap untuk diumumkan secara resmi. Hasilnya akan segera disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa.

Sebagai informasi, perundingan IEU CEPA telah berlangsung selama sembilan tahun, mencakup 19 putaran utama dan sejumlah dialog intensif.

Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan mencapai US$30,1 miliar pada 2024. Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$4,5 miliar, meningkat dari US$2,5 miliar pada tahun sebelumnya.

"Indonesia dan Uni Eropa semangat untuk menggunakan momentum situasi yang saat ini penuh ketidakpastian dan tidak bisa diprediksi, komoditas utama Indonesia dan Uni Eropa bersifat saling melengkapi ataupun komplementer, tidak berkait bersaing secara langsung," papar Airlangga.

Salah satu manfaat utama dari implementasi IEU CEPA adalah penghapusan tarif impor secara bertahap. Dalam 1-2 tahun sejak perjanjian berlaku, sekitar 80% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan dikenakan tarif 0%.

Produk unggulan seperti tekstil, alas kaki, minyak sawit, hasil perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik akan memperoleh akses pasar yang lebih kompetitif.

Dirinya juga menyampaikan bahwa perundingan mencakup isu strategis seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sektor otomotif, mineral kritis, serta kemudahan berinvestasi. Komitmen bersama dalam bidang perdagangan berkelanjutan juga telah disepakati, yang sejalan dengan kebijakan Uni Eropa terkait keberlanjutan produk.

Terkait sektor perikanan, Indonesia meminta agar fasilitas ekspor tidak dibedakan dengan negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina. Uni Eropa menyatakan kesediaannya memberikan perlakuan setara (level playing field) bagi produk perikanan Indonesia.

"Indonesia meminta agar fasilitas untuk ekspor perikanan tidak dibedakan dengan negara ASEAN lain seperti Thailand atau Filipina, dan Eropa sudah sepakat bahwa kita akan diberikan level playing field," kata dia.

Pada isu deforestasi, Komisioner Maroš juga menyampaikan bahwa akan ada perlakuan khusus bagi Indonesia yang berpotensi memperkuat akses ekspor produk kehutanan. Secara strategis, IEU CEPA diharapkan memperkuat posisi tawar Indonesia di pasar global dan mendorong peningkatan daya saing nasional.

Pemerintah memperkirakan ekspor Indonesia ke Uni Eropa dapat tumbuh lebih dari 50% dalam tiga hingga empat tahun mendatang. Selain itu, perjanjian ini diharapkan dapat membuka peluang investasi baru dari Eropa ke Indonesia, seiring meningkatnya kepercayaan terhadap regulasi dan iklim usaha nasional.

"Kedua belah pihak sudah sepakat untuk segera menyelesaikan dari segi materi dan proses hukum. Tidak ada ganjalan yang tersisa," pungkas Airlangga.

(rir)

Read Entire Article
Entertainment |