Australia Dilanda 'Panic Buying', Warga Antre Panjang Borong Emas

4 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 20 Okt 2025 19:09 WIB

Warga Australia belakangan dilaporkan 'panic buying' memborong emas di berbagai toko dan penjual. Salah satu toko emas di Sydney, Warga Australia dilaporkan 'panic buying' ramai-ramai borong emas. (AFP/GREG WOOD)

Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Australia belakangan dilaporkan 'panic buying' memborong emas di berbagai toko dan penjual.

Media-media Australia mengabarkan bahwa ribuan warga sejak beberapa minggu lalu berbondong-bondong pergi ke toko emas dan rela antre 'mengular' untuk mendapatkan logam mulia tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu toko emas yang disatroni warga Australia yaitu ABC Bullion. Pada 16 Oktober atau Kamis pekan lalu, news.com.au mendapati jumlah orang yang mengantre di sana meroket tajam seiring dengan melonjaknya harga emas pada hari itu.

Harga emas di Australia pada Kamis pagi tembus hingga US$4.200 atau sekitar Rp70 juta per ons. Sedangkan perak mencapai US$52 atau sekitar Rp861 ribu.

"Melonjaknya harga dua logam mulia tersebut sejak awal tahun ini sungguh luar biasa," kata Kepala Komoditas Commonwealth Bank, Vivek Dhar.

"Namun perlu dicatat bahwa logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan harga. Palladium meningkat 75 persen, sementara platinum meroket sampai 87 persen sejak awal tahun," lanjutnya.

Meningkatnya nilai logam mulia ini sendiri terjadi di saat suku bunga Amerika Serikat mengalami penurunan. Peningkatan tajam terutama tercatat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 'Liberation Day' terhadap berbagai negara pada April lalu.

"Penurunan pasar ekuitas AS setelah pengumuman tarif ini menyebabkan emas, perak, platinum, dan palladium mengungguli dolar AS," kata Dhar dikutip dari News.com.au.

"Peristiwa ini, menurut pandangan kami, menandai munculnya logam mulia, terutama emas, sebagai aset safe-haven yang lebih diminati dibandingkan dolar AS dan obligasi pemerintah AS," lanjutnya.

Sejak dulu, emas memang telah dipandang sebagai pelindung nilai di tengah inflasi dan ketidakpastian, dilansir dari ABC Net.

Analis independen Stephen Innes juga menggemakan hal ini dengan menyebut bahwa ketidakpastian yang ditimbulkan AS telah mengalihkan minat investasi publik ke logam-logam mulia.

Di ABC Bullion Martin Place, Sydney, sekitar 100 orang dikabarkan mengantre pada Kamis sore. General Manager ABC Bullion Jordan Eliseo mengatakan sekitar 1.000 orang terus menerus mengunjungi toko-toko mereka di Sydney, Melbourne, Perth, dan Brisbane setiap hari.

(blq/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |