CNN Indonesia
Kamis, 17 Apr 2025 21:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan rencana tambahan impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 168,2 triliun, ke Presiden RI Prabowo Subianto saat rapat di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/4).
"Salah satu strategi untuk kita membuat keseimbangan adalah kita membeli LPG, crude oil, dan BBM dari Amerika nilainya untuk bisa memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan kita. Di atas US$ 10 miliar," kata Bahlil dikutip detik.com.
Indonesia akan menambah volume ekspor dari Amerika Serikat (AS) untuk menyeimbangkan neraca dagang kedua negara. Hal ini dilakukan dalam rangka negosiasi ke Amerika agar produk Indonesia tidak diberikan tarif impor selangit, saat ini Presiden Donald Trump menetapkan tarif hingga 32% untuk produk impor dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang per Februari 2025 mencatat perdagangan Indonesia dengan Amerika surplus hingga US$3,13 miliar. Sedangkan, sepanjang 2024 tercatat perdagangan RI ke AS surplus US$16,84 miliar.
Menurutnya, Indonesia tidak menambah volume impor secara keseluruhan, sehingga tidak akan membebani APBN. Yang saat ini dilakukan adalah hanya mengubah asal impor minyak dan gas.
Minyak dan gas yang awalnya didapatkan dari negara-negara Timur Tengah, Afrika, hingga Asia Tenggara kini dikurangi. Gantinya impor akan dilakukan langsung dari Amerika Serikat.
"Ini kita switch aja, kita pindah aja ke Amerika dan itu tidak membebani APBN dan juga tidak menambah kuota impor kita. Enggak ada sebenarnya. Switch aja, cuma dipindahin," beber Bahlil.
Bahlil menilai hal ini tidak akan menimbulkan masalah antara Indonesia dengan negara-negara awal pengekspor minyak dan gas. Sebab selama ini perdagangan yang dilakukan di Indonesia tidak mengikat satu sama lain. Semua dilakukan dengan asas perdagangan bebas.
"Ya ini kan persoalan dagang aja. Kita juga enggak ada sebuah keterikatan yang mewajibkan bahwa harus sama dengan yang sekarang. Biasa aja dagang," sebut Bahlil.
Baca selengkapnya di sini.
(isn/isn)