Bela Palestina, Geng Pemuda 'Iron 17' Mesir Geruduk Kantor Pemerintah

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Sekelompok pemuda menggeruduk kantor Keamanan Negara di Mesir pada Jumat (25/7) malam dalam aksi bela Palestina.

Kelompok yang menamakan diri sebagai "Iron 17" itu menyerbu markas besar Keamanan Negara di kantor polisi Ma'asara, Helwan, dan menahan sejumlah personel selama berjam-jam.

Aksi semacam ini merupakan yang pertama sejak Presiden Abdel Fattah Al-Sisi naik ke tampuk kuasa pada 2013. Tindakan ini mencerminkan kemarahan publik atas sikap pemerintahan Al-Sisi terkait situasi di Jalur Gaza, Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Middle East Eye (MEE), sejak Israel menduduki perbatasan Rafah pada Mei 2024, krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Puluhan orang, terutama anak-anak, meninggal karena kelaparan dan sebagian lainnya menderita malnutrisi.

Warga berulang kali mendesak pemerintah Mesir untuk membuka kembali perbatasan Rafah, yang menghubungkan Palestina-Mesir, agar bantuan kemanusiaan kembali masuk. Namun, pemerintahan Al-Sisi bergeming hingga akhirnya kini ratusan warga Gaza meninggal begitu saja karena kelaparan.

Warga Mesir naik pitam. Mereka menilai rezim Al-Sisi bertekuk lutut terhadap Israel dan Amerika Serikat.

Kemarahan warga pun diperparah dengan pengakuan Gubernur Sinai Utara Khaled Megawer bahwa Mesir tidak bisa membuka kembali Rafah karena ditentang oleh Amerika Serikat.

Warga yang mengamuk akhirnya mulai menargetkan gedung-gedung pemerintahan Mesir, termasuk gedung perwakilan Mesir di seluruh dunia.

Dilansir dari The Jerusalem Post, sejumlah pengunjuk rasa juga menggeruduk gedung Kedutaan Besar Mesir di London pada Sabtu (26/7) untuk menuntut Kairo "menghentikan pengepungan" dan membuka perbatasan Rafah.

Di Jerman, ratusan orang juga berkumpul di luar Kedubes Kairo di Berlin pada Jumat untuk mendesak Mesir membuka Rafah agar bantuan dapat masuk ke Gaza.

Pada Rabu (23/7), sejumlah demonstran juga berkumpul di dekat Kedubes Mesir di Beirut, Lebanon, guna mendesak pemerintah Mesir membuka kembali perbatasan Rafah.

Para aktivis membawa beragam spanduk yang utamanya menyadarkan pemerintahan Al-Sisi bahwa Gaza benar-benar butuh bantuan secepatnya.

Agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, hingga kini telah menewaskan lebih dari 59.800 orang. Mereka tak cuma tewas karena diserang, tetapi juga karena kelaparan buntut blokade kejam Negeri Zionis.

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 100 orang tewas akibat kekurangan gizi. Dari jumlah itu, lebih dari 80 di antaranya merupakan anak-anak.

Seiring dengan itu, Kemenkes Gaza mencatat bahwa 900 ribu anak di Gaza saat ini dilanda kelaparan, sedangkan 70 ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi.

(blq/dna)

Read Entire Article
Entertainment |