Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi, terpaksa absen dari upacara peringatan Hari Lahir Pancasila karena alergi kulit. Terdengar sepele tapi sebenarnya alergi kulit bisa sangat mengganggu. Apa itu alergi kulit?
Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila digelar di Gedung Pancasila, Senin (2/6). Namun Jokowi terpaksa absen bukan karena agenda politik atau protokoler, melainkan karena alasan kesehatan. Ia tengah mengalami alergi kulit.
Kabar ini dikonfirmasi oleh ajudan pribadi Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak diundang (untuk hadir). Beliau masih proses penyembuhan dari alergi kulit," kata Syarif.
Meski bukan penyakit menular, alergi kulit memang bisa mengganggu aktivitas harian secara signifikan. Gejalanya bisa terasa ringan hingga menyakitkan, mulai dari kulit merah, bentol, gatal, panas, bahkan pembengkakan.
Apa itu alergi kulit?
Mengutip dari Cleveland Clinic, alergi kulit terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya. Reaksi ini memicu peradangan di kulit, menyebabkan berbagai gejala seperti ruam, rasa gatal intens, bengkak, atau bercak merah.
Kondisi ini tidak menular tapi, bisa mengganggu kualitas hidup penderitanya, mulai dari gangguan tidur hingga menurunnya kepercayaan diri.
Alergi kulit juga tidak memandang usia. Siapa saja bisa mengalami masalah kesehatan ini, mulai dari bayi hingga lansia. Biasanya, alergi kulit dipicu oleh makanan, obat-obatan, logam tertentu, bahan kimia, udara dingin, atau bahkan stres.
Bayi rentan terhadap ruam popok dan cradle cap, anak-anak sering mengalami eksim dan infeksi virus penyebab ruam, sementara orang dewasa bisa mengembangkan sensitivitas seiring waktu, termasuk melalui bahan-bahan kosmetik, logam, atau detergen.
Jenis alergi kulit
Meski demikian, bukan berarti penyakit ini tak bisa diobati. Alergi kulit bisa ditangani dengan salep topikal, antihistamin, atau perubahan gaya hidup. Namun, jika gejalanya memburuk, meluas, atau disertai pembengkakan wajah dan sesak napas maka, berkonsultasi ke dokter sangat dianjurkan.
Diagnosis yang tepat penting untuk menentukan penanganan yang efektif. Berikut beberapa jenis alergi kulit yang umum terjadi.
1. Dermatitis atopik (eksim)
Ilustrasi. Apa itu alergi kulit? Kondisi ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu. Salah satu alergi kulit yang cukup sering ditemukan adalah eksim. (Siti Mukaromah)
Eksim adalah jenis alergi kulit yang paling sering ditemukan, terutama pada anak-anak. Kulit menjadi kering, mudah iritasi, dan sangat gatal.
Eksim juga sering dikaitkan dengan asma dan alergi makanan, dan bisa bersifat kronis.
2. Dermatitis kontak alergi
Terjadi saat kulit bersentuhan langsung dengan alergen seperti nikel (dalam perhiasan), parfum, atau getah tanaman tertentu. Reaksi yang muncul berupa kemerahan, bengkak, dan gatal di area yang terpapar.
3. Urtikaria (biduran)
Biduran ditandai dengan bentol-bentol merah yang timbul-tenggelam dan sangat gatal. Bisa disebabkan oleh makanan, obat, cuaca panas, atau stres. Meski tampak ringan, biduran kronis bisa berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
4. Angioedema
Berbeda dari biduran biasa, angioedema menyerang lapisan kulit yang lebih dalam dan menyebabkan pembengkakan di area seperti wajah, bibir, kelopak mata, dan bahkan tenggorokan. Dalam kasus tertentu, angioedema bisa membahayakan jiwa.
5. Hereditary angioedema (HAE)
Merupakan jenis angioedema yang disebabkan faktor genetik dan tidak merespons obat alergi biasa. HAE dapat menyebabkan pembengkakan serius di wajah, usus, hingga saluran napas dan memerlukan penanganan khusus.
(tis/els)