CNN Indonesia
Kamis, 02 Okt 2025 08:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Bos Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan alasan mengapa program makan bergizi gratis (MBG) tetap berjalan, meski marak kasus keracunan.
Dadan menegaskan masih banyak anak-anak di Indonesia yang membutuhkan intervensi pemenuhan gizi. Hal itu bisa dipenuhi dari menu seimbang MBG.
"Jadi, saya kira hak ini harus kita berikan dan kita akan perbaiki tata kelolanya sebaik mungkin sehingga apa yang diberikan oleh pemerintah itu aman untuk dikonsumsi," jelas Dadan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu mengatakan roadmap BGN tahun ini adalah intervensi. Sementara, mulai 2026 bergeser menjadi edukasi pemilihan produk sehat. Muaranya adalah gaya hidup sehat masyarakat.
Saat ini, dugaan kasus keracunan di sejumlah daerah masih dalam tahap investigasi.
Dadan mengatakan hasil tersebut akan mempengaruhi sikap pemerintah ke depan.
Kendati demikian, Dadan mengingatkan bahwa para mitra MBG merupakan pejuang tanah air. Itu karena mitra diklaim sudah berkorban membuat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) demi menyukseskan program MBG.
"Kalaupun ada kekeliruan di dalam penerapan SOP (standar operasional prosedur), nah itu kita lakukan perbaikan," tegasnya.
"Karena kita harus hargai juga apa yang sudah dikeluarkan oleh mitra, dia sudah mengeluarkan uang cukup besar dan kita hargai itu. Mereka adalah pejuang Republik ini dalam program intervensi pemenuhan gizi," imbuh Dadan.
Ia mencontohkan banyaknya anggaran yang dimiliki Badan Gizi Nasional tetap membuat mereka kesulitan membangun SPPG. Hal tersebut dikarenakan terganjal masalah administrasi.
Sebelumnya, Dadan mengakui ada 4.711 porsi makan bergizi gratis yang menyebabkan gangguan kesehatan pada anak. Data itu dihimpun BGN sejak Januari 2025 hingga September 2025.
BGN juga menonaktifkan sementara 56 SPPG yang mengalami insiden keamanan pangan. Itu ditetapkan menyusul laporan dugaan keracunan sejumlah penerima manfaat usai mengonsumsi makanan dari dapur tersebut.
(skt/sfr)