Buronan Top FBI Assata Shakur Meninggal Dunia di Kuba

1 hour ago 3

CNN Indonesia

Sabtu, 27 Sep 2025 14:20 WIB

Pejuang pembebasan kulit hitam sekaligus buronan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat, Assata Shakur, meninggal dunia di Havana, Kuba. Pejuang pembebasan kulit hitam sekaligus buronan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat, Assata Shakur, meninggal dunia di Havana, Kuba. (REUTERS/FBI/Handout via Reuters)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pejuang pembebasan kulit hitam sekaligus buronan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat, Assata Shakur, meninggal dunia di Havana, Kuba.

Kementerian Luar Negeri Kuba menyatakan Shakur meninggal pada Kamis (25/9).

"Pada tanggal 25 September 2025, warga negara Amerika Joanne Deborah Byron, 'Assata Shakur', meninggal dunia di Havana, Kuba, karena kondisi kesehatan dan usia lanjut," demikian pernyataan Kemlu Kuba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Shakur selama ini disebut sebagai ibu baptis dan bibi tiri rapper Tupac Shakur. Dia juga dikenal sebagai Joanne Chesimard. Ia lahir di Kota New York pada 1974 dengan nama Joanne Deborah Byron.

Perempuan berusia 78 itu merupakan pendukung revolusi bersenjata di Amerika Serikat. Dia sempat divonis penjara seumur hidup karena perannya dalam baku tembak di New Jersey Turnpike pada 1973. Peristiwa itu menyebabkan satu polisi Wener Foerster tewas.

Shakur juga terluka. Dia lantasmengeklaimFBI telah menargetkan dirinya sebagai bagian dari kampanye besar-besaran melawan organisasi kulit hitam pada 1960 hingga 1970-an.

Saat menjalani hukuman, Shakur melarikan diri dan memulai hidupnya sebagai pelarian pada 1979, demikian dikutip CNN.

Dia muncul kembali di Kuba pada 1984. Saat itu, pemimpin negara tersebut, Fidel Castro, memberi suaka politik untuk Shakur.

Selama di sana, Shakur menulis buku, tampil dalam film dokumenter, dan mengejek upaya AS yang memaksa untuk membawa dia.

Pada 2013, FBI menjadikan Shakur perempuan pertama dalam daftar teroris paling dicari dan menambah pemberian hadiah bagi siapa saja yang bisa menangkap Shakur menjadi US$2 juta.

Di internal Kuba sendiri, tak semua sepakat soal pemberian perlindungan untuk perempuan itu. Kelompok anti-Castro mengatakan suaka tersebut sama saja menjadikan negara ini terus berada dalam daftar hitam AS dan mensponsori terorisme negara.

(isa/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |