Cerita 2 Eks Timnas Indonesia Buru Beasiswa FIFA Master

14 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan pemain Timnas Indonesia Yanto Basna dan Roni Esar Beroperay siap bersaing ketat dengan 103 peserta Garuda Academy bentukan PSSI untuk mendapat beasiswa FIFA Master.

Yanto mengatakan dikontak PSSI lewat Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia. Saat ini Yanto merupakan dosen di Universitas Cenderawasih, Jayapura sambil tetap bermain bola.

"Kami dikontak untuk mencoba program ini. Setelah saya pelajari, bagus programnya ke depan. Saya sebagai atlet untuk mendapat program ini jarang," kata Yanto di Jakarta, Selasa (6/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ketika ada kesempatan saya pikir ini baik untuk saya ke depan. Banyak program di dalam, seperti dunia sepak bola, terus menjalankan roda di klub," ucap pemain berposisi bek ini.

Jika nantinya terpilih meraih beasiswa FIFA Master, Yanto siap meninggalkan sepak bola. Baginya ini adalah jalan yang harus dijalani, karena ia telah memilih menekuni industri olahraga.

"Bicara tentang prioritas, kalau memang terpilih dalam program ini, mau tidak mau untuk memberi sumbangsih nanti kepada negara mau tidak mau harus komitmen," ujar Yanto.

"Kalau saya pribadi, kalau dipercaya ke depan untuk ikut program ini sampai tahap akhir, mau tidak mau saya harus fokus di program ini. Artinya saya harus meninggalkan sepak bola."

Roni yang juga dosen Ilmu Keolahragaan di Universitas Cenderawasih dan masih aktif sebagai pemain merasa tertantang mengembangkan keilmuan di bidang industri sepak bola.

"Kalau bagi saya ini hal baru sebagai atlet profesional yang masih aktif. Kita secara praktik punya [pengalaman] di lapangan, tetapi untuk teori kita masih kurang," ujar Roni menjelaskan.

"Teori ini yang kita butuhkan untuk menjadi bekal saat nanti tidak menjadi atlet lagi. Kita bisa kembangkan itu tidak hanya di daerah, tetapi juga bisa membantu negara."

Menurut mantan pemain Persipura Jayapura ini, berada dalam program Garuda Academy seperti kaset kosong. Saat ini Roni merasa mendapat banyak ilmu untuk dikembangkan.

"Untuk persaingan saya rasa itu wajar dalam sepak bola, dalam dunia manajemen, tetapi kami datang ke sini mau belajar. Kita ini kaset kosong, seperti kata Yanto."

"Kami ini punya teknik sepak bola, tetapi kurang di teori. Kita mau gabungkan teori dan praktik itu. Untuk lolos atau tidaknya bukan soal, yang penting kami datang untuk belajar," ujar Roni.

[Gambas:Video CNN]

(abs/ptr)

Read Entire Article
Entertainment |