Dear Anak Muda, Lebih Penting Nyicil Rumah atau Investasi?

5 hours ago 4
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Bagi banyak orang, terutama generasi muda yang baru mulai bekerja dan membangun kehidupan finansial, pertanyaan tentang mana yang lebih penting antara membeli rumah atau investasi kerap menjadi dilema.

Keduanya sama-sama penting. Namun keputusan untuk memprioritaskan salah satunya sangat tergantung pada situasi dan preferensi pribadi.

Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengingatkan membandingkan langsung antara mencicil rumah dan investasi bukanlah hal yang sepadan, terutama jika seseorang baru memulai karier dan tidak memiliki dukungan finansial dari keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena untuk bisa mencicil rumah itu kita pertama harus mencicil untuk bisa melakukan DP dan pembayaran pertamanya yang totalnya sekitar 20 persen dari harga rumah, baru kemudian membayar cicilan bulanannya," jelas Andi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/5).

Namun, perbandingan ini menjadi lebih relevan jika dibingkai dalam konteks 'mana yang lebih baik dilakukan lebih dulu: menabung untuk DP rumah atau langsung berinvestasi?'.

Dalam hal ini, Andi menyarankan agar keduanya bisa dilakukan bersamaan.

"Bisa berinvestasi yang hasilnya digunakan untuk DP beli rumah. Atau kebalikannya, menabung untuk DP rumah, yang agar bisa lebih cepat terkumpul maka tabungan tersebut kita investasikan," tambahnya.

Bila seseorang sudah memiliki dana untuk DP atau bahkan cukup membeli rumah secara tunai, maka keputusan kembali pada preferensi.

"Bagi mereka yang mengutamakan rasa secure karena memiliki rumah dan enggan repot tinggal berpindah-pindah, maka membeli rumah adalah jawaban yang tepat. Namun bagi mereka yang merasa tidak masalah untuk tinggal di rumah kontrakan dan kelebihan dananya bisa diputarkan lagi untuk menghasilkan uang yang lebih banyak, maka berinvestasi menjadi pilihan yang diutamakan," kata Andi.

Pertimbangan saat memilih membeli rumah

Perencana keuangan OneShildt Budi Rahardjo mengatakan penting untuk menyesuaikan keputusan keuangan dengan kondisi kehidupan. Jika seseorang sudah memiliki anak, maka pendidikan bisa menjadi prioritas utama dibanding rumah.

"Namun untuk keluarga yang belum memiliki anak, maka membeli rumah dapat menjadi pilihan," ujarnya.

Cicilan sehat

Dari sisi perhitungan finansial, Andi dan Budi sepakat cicilan rumah yang sehat idealnya tidak melebihi 30 persen-35 persen dari total penghasilan bulanan.

"Untuk menjaga kestabilan keuangan, kemampuan mencicil yang sehat serta memastikan bahwa meskipun memiliki cicilan namun kebutuhan serta kemampuan menabung/investasi tetap dapat terpenuhi," jelas Budi.

Soal tenor, Andi menyarankan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan. Bila mampu, pilih tenor pendek agar total bunga tidak terlalu besar. Namun jika pendapatan masih terbatas, tenor panjang bisa membantu menjaga cash flow.

Budi pun menambahkan, "Tenor dapat dipilih sesuai kemampuan sampai dengan 10 tahun agar biaya bunga tidak terlalu tinggi."

Lokasi juga menjadi faktor penting. Bila rumah akan ditempati sendiri, Andi menyarankan memilih yang dekat dengan tempat kerja.

Namun jika tujuan utamanya adalah menyewakan, maka lokasi strategis seperti dekat area perkantoran, pabrik, pasar, atau kampus lebih disarankan.

Budi menambahkan lokasi juga sebaiknya memperhatikan kemudahan akses fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan transportasi, tergantung target penyewa.

[Gambas:Video CNN]

Jika memilih berinvestasi terlebih dahulu

Jika pilihan jatuh pada investasi, baik Andi maupun Budi sepakat instrumen jangka panjang seperti reksadana saham, campuran, saham langsung, obligasi, hingga emas bisa menjadi pilihan. Catatannya; investor harus memahami risiko dan volatilitasnya.

"Untuk jangka panjang, instrumen investasi yang cocok adalah yang potensi imbal hasilnya tinggi meskipun risikonya juga tinggi," jelas Andi.

Tujuannya adalah agar hasil investasi mampu mengejar atau bahkan melampaui kenaikan harga properti setiap tahun.

Namun, berinvestasi tetap memiliki risiko, seperti fluktuasi pasar yang bisa membuat nilai investasi justru turun.

"Ada risiko uang yang diinvestasikan bukannya berkembang namun justru kita mengalami kerugian," kata Andi.

Sedangkan Budi menambahkan penting untuk memahami instrumen investasi sebelum memutuskan agar bisa mengelola risiko dengan baik.

Di sisi lain, membeli rumah secara mencicil memang memberikan keuntungan langsung, yakni properti bisa segera digunakan tanpa perlu menyewa.

"Apabila kita bandingkan dengan harus berinvestasi untuk membeli rumah secara tunai, bisa jadi biaya yang dikeluarkan dapat menjadi lebih tinggi menyewa plus investasi," ujar Budi.

Namun, jika seseorang bisa tinggal bersama orang tua selama masa menabung atau investasi, maka biaya sewa bisa ditekan.

(agt)

Read Entire Article
Entertainment |