Diiringi Gugur Bunga, Prabowo Berdoa di Depan Sumur Maut Lubang Buaya

2 hours ago 1

CNN Indonesia

Rabu, 01 Okt 2025 09:49 WIB

Di depan sumur tempat dijebloskannya para perwira ABRI yang menjadi korban di peristiwa G30S itu Prabowo menengadahkan tangannya dan memanjatkan doa. Presiden RI Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau sumur maut Lubang Buaya dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. CNN Indonesia/Muhammad Naufal

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden RI Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau sumur maut Lubang Buaya dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.

Momen ini dilakukan usai upacara peringatan Kesaktian Pancasila 2025 rampung. Prabowo berjalan menuju Monumen Pancasila Sakti yang berada di belakang lapangan upacara.

Wapres Gibran mendampingi di belakangnya. Lagu Gugur Bunga ciptaan Ismail Marzuki mengiringi langkah mereka ke Sumur Maut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di hadapan sumur tempat dijebloskannya para perwira ABRI yang menjadi korban di peristiwa G30S itu Prabowo menengadahkan tangannya dan memanjatkan doa.

Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober biasanya diisi dengan upacara bendera sebagai simbol penghormatan terhadap jasa pahlawan yang gugur.

Upacara Hari Kesaktian Pancasila merupakan pelaksanaan amanat Keputusan Presiden No. 153 Tahun 1967 yang dahulu ditetapkan Presiden ke-2 RI Suharto.

Kesaktian Pancasila merupakan peristiwa yang mengenang penculikan Jenderal A.H. Nasution, Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal R. Soeprapto, Mayor Jenderal M.T. Harjono, Mayor Jenderal S. Parman, Brigadir Jenderal D.I. Pandjaitan, Brigadir Jenderal Soetojo S, Letnan Satu Czi P.A. Tendean, Tertembaknya Brigadir Polisi Tingkat I K.S. Tubun, serta tertembaknya Ade Irma Suryani Nasution.

Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI kematian para tujuh perwira TNI digambarkan secara sadis.

Mereka digambarkan disiksa sebelum dijebloskan ke Lubang Buaya, digambarkan dengan suasana kelam mewarnai penyiksaan, salah satunya oleh Gerwani yang terafiliasi PKI.

Namun, ada juga versi lain dari peristiwa tersebut. Salah satunya yang ditulis sejarawan Benedict Anderson.

Lewat tulisannya 'How Did The Generals Die' yang diterbitkan pada 1987. Tulisan itu menampilkan hasil autopsi para Pahlawan Revolusi yang jasadnya ditemukan di Lubang Buaya.

Pada pokoknya, tulisan itu membantah apa yang digambarkan dalam film yang dibuat berdasarkan buku karya Nugroho Notosusanto itu.

Lewat tulisan itu, Anderson mengatakan dokumen autopsi menyebut kondisi para jenderal tidak menunjukkan adanya penyiksaan.

(mnf/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |