ESDM Kaji Penambahan Kuota Pembangunan PLTS Atap Imbas Permintaan Naik

5 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian ESDM tengah mengkaji kemungkinan untuk menambah kuota pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Hal ini sesuai dengan permintaan pelaku usaha yang makin banyak tertarik menggunakan energi bersih tersebut.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan KESDM Andriah Feby Misna mengatakan pemerintah sebelumnya telah menargetkan PLTS Atap terpasang mencapai 1,9 gigawatt (WG) hingga 2030. Namun, jumlah tersebut dinilai bisa meningkat lebih besar sesuai dengan permintaan pelaku usaha yang makin banyak.

"PLTS Atap (rooftop) dengan target 1,9 GW hingga 2030. Namun, saat ini sedang diajukan peningkatan kuota karena tingginya antrian pelanggan," ujar Feby dalam acara EESA Summit Indonesia 2025 di Hotel Sari Pacific Jakarta, Selasa (29/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Feby, PLTS Atap adalah salah satu energi bersih yang paling mudah digunakan sehingga lebih banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha, terutama yang tidak terlalu besar kebutuhan energinya.

"PLTS atap sangat efektif untuk mempercepat pemanfaatan tenaga surya karena pengguna dapat memanfaatkan listrik untuk konsumsi pribadi, bukan untuk ekspor atau dijual ke PLN," jelasnya.

Tak hanya PLTS Atap, pemerintah juga menargetkan dua program pengembangan PLTS lainnya. Pertama, membangun PLTS skala besar di daratan dengan target 4,68 GW. Kedua, membangun PLTS terapung di danau, bendungan, dan waduk dengan potensi hingga 89,67 GW di lebih dari 290 lokasi.

Dengan pengembangan PLTS ini, pemerintah berharap daerah di kepulauan terpencil yang selama ini belum sepenuhnya mendapatkan listrik karena hanya menggunakan diesel, bisa menikmati sepuasnya.

"Tahap pertama konversi difokuskan pada penggantian genset diesel dengan PLTS dan baterai dengan kapasitas sekitar 166 MWh PLTS dan 390 MWh baterai, tersebar di 94 lokasi di seluruh Indonesia. Beberapa pulau hanya mendapatkan listrik beberapa jam sehari dengan sistem ini, diharapkan layanan listrik bisa 24 jam penuh," terangnya.

Selain PLTS, pemerintah juga mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

"Untuk tenaga angin, kami memiliki potensi besar di Aceh, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Jawa bagian selatan. Saat ini sudah ada dua PLTB komersial beroperasi di Sulawesi dengan total kapasitas 153 MW. Dalam RUPTL terbaru, direncanakan penambahan kapasitas PLTB tidak hanya di darat, tetapi juga di laut (offshore wind)," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)

Read Entire Article
Entertainment |