Harga Minyak Menguat Usai OPEC+ Tahan Kenaikan Produksi

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia naik hingga 1,5 persen pada perdagangan Senin (1/12), setelah OPEC+ menegaskan kembali rencana menunda kenaikan produksi pada kuartal I-2026.

Sentimen pasar juga diperkuat oleh potensi langkah Amerika Serikat terhadap produsen minyak utama, Venezuela.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent berada di posisi US$62,99 per barel, naik 0,98 persen, setelah sempat menguat lebih tinggi. Sementara, West Texas Intermediate (WTI) naik 57 sen atau 0,99 persen menjadi US$59,12 per barel.

OPEC+ sebelumnya menyepakati penundaan kenaikan produksi pada awal November, sebagai respons terhadap kekhawatiran pasar mengenai potensi kelebihan pasokan. Dalam pertemuan terbaru pada Minggu, aliansi produsen minyak itu menegaskan pentingnya pendekatan hati-hati serta fleksibilitas untuk melanjutkan atau membalikkan penyesuaian produksi secara sukarela.

"Keputusan itu sudah diperkirakan mengingat kesepakatan sebelumnya," ujar analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar dalam catatan riset. Ia menambahkan bahwa kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan global menjadi faktor utama.

Dari sisi geopolitik, pasar tertekan oleh langkah Presiden AS Donald Trump yang mempertimbangkan penutupan wilayah udara Venezuela.

Negara Amerika Selatan tersebut merupakan produsen minyak besar, sehingga setiap potensi gangguan akan menambah risiko pasokan.

Analis ING menilai komentar Trump telah menimbulkan ketidakpastian baru. "Risiko terhadap suplai minyak Venezuela meningkat setelah Trump mengatakan ia mempertimbangkan menutup wilayah udara negara tersebut," tulis mereka.

Trump mengaku telah berbicara dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, namun menolak memberikan rincian. "Jangan mengartikan apa pun dari itu," ujarnya ketika ditanya soal kemungkinan tindakan militer.

Di Eropa, sentimen pasar kembali berubah setelah meningkatnya ketidakpastian terkait upaya perdamaian Rusia-Ukraina. Selama dua pekan terakhir, prospek tercapainya kesepakatan damai meningkatkan kekhawatiran pasar bahwa minyak Moskow yang saat ini terkena sanksi dapat kembali membanjiri pasar global.

[Gambas:Video CNN]

(sfr/sfr)