Harga Minyak Naik Tipis, Didorong Ancaman Sanksi AS ke Rusia

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia naik pada Kamis (7/8), menghentikan tren penurunan lima hari berturut-turut. Kenaikan harga ini ditopang oleh tanda-tanda permintaan yang kuat di Amerika Serikat (AS).

Namun, pembicaraan antara AS dan Rusia terkait perang Ukraina menimbulkan ketidakpastian soal potensi sanksi baru yang bisa memengaruhi pasokan global.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent naik 20 sen atau 0,3 persen menjadi US$67,09 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 22 sen atau 0,3 persen ke level US$64,57 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua acuan harga tersebut sempat turun sekitar 1 persen ke level terendah dalam delapan pekan, setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai pembicaraan dengan Moskow yang tak ada kemajuan.

Seorang pejabat Gedung Putih menyatakan Trump berpeluang bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin paling cepat pekan depan, meskipun Washington masih mempersiapkan sanksi sekunder, termasuk kemungkinan memberi hukuman terhadap China yang notabene pembeli utama minyak Rusia, guna menekan Moskow mengakhiri perang di Ukraina.

Meski demikian, harga minyak tetap naik karena ada penurunan stok minyak mentah AS yang melebihi ekspektasi.

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah turun sebesar 3 juta barel menjadi 423,7 juta barel pada pekan yang berakhir 1 Agustus, lebih besar dari perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 591 ribu barel.

Penurunan stok tersebut dipicu oleh meningkatnya ekspor minyak mentah AS dan naiknya aktivitas kilang, terutama di wilayah Gulf Coast dan West Coast yang mencatat tingkat pemanfaatan tertinggi sejak 2023.

Namun, ketidakpastian hasil pertemuan AS-Rusia serta kondisi pasokan dan permintaan global membuat investor tetap berhati-hati.

"Ketidakpastian terkait hasil KTT AS-Rusia, potensi tarif tambahan terhadap India dan China serta dampak luas dari tarif AS terhadap ekonomi global mendorong investor untuk bersikap wait and see," ujar Hiroyuki Kikukawa, kepala strategi di Nissan Securities Investment.

Ia menambahkan dengan rencana peningkatan produksi OPEC+ yang turut menekan harga, harga WTI kemungkinan akan bertahan di kisaran US$60-US$70 per barel sepanjang sisa bulan ini.

Menambah tekanan terhadap pembeli minyak Rusia, Trump pada Rabu mengumumkan tarif tambahan sebesar 25 persen terhadap barang impor dari India karena negara tersebut terus mengimpor minyak dari Rusia.

Tarif baru ini akan mulai berlaku 21 hari setelah 7 Agustus. Trump juga mengisyaratkan kemungkinan menerapkan tarif serupa terhadap China.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)

Read Entire Article
Entertainment |