Harga Minyak Stabil Usai Gencatan Senjata Gaza

7 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia relatif stabil pada perdagangan Jumat (10/10), setelah sempat anjlok lebih dari 1 persen di sesi sebelumnya.

Kondisi ini terjadi seiring meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah usai tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik tipis 9 sen atau 0,1 persen menjadi US$65,31 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 12 sen atau 0,2 persen ke posisi US$61,63 per barel.

Kestabilan harga ini menandai redanya premi risiko perang yang selama dua tahun terakhir menahan volatilitas pasar energi global.

"Kesepakatan ini membuat fokus investor kembali pada potensi surplus pasokan karena OPEC+ terus melonggarkan pemangkasan produksinya," ujar analis ANZ Daniel Hynes, dalam catatan risetnya.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas disahkan oleh pemerintah Israel pada Kamis malam waktu setempat.

Dalam kesepakatan tahap pertama yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump, Israel akan menarik sebagian pasukannya dari Gaza dan Hamas akan membebaskan seluruh sandera yang ditahan, sebagai imbalan pembebasan ratusan tahanan oleh Israel.

Selama dua tahun konflik berlangsung, perang di Gaza sempat meningkatkan kekhawatiran terhadap gangguan suplai minyak global, mengingat kawasan Timur Tengah merupakan salah satu poros utama energi dunia. Namun dengan gencatan senjata ini, pasar mulai menilai risiko geopolitik telah menurun.

Meski begitu, analis menilai sentimen pasar tetap rapuh karena perhatian investor kini beralih ke potensi kelebihan pasokan minyak dunia. OPEC+ baru-baru ini menyetujui peningkatan produksi untuk November, meski dalam skala lebih kecil dari perkiraan pasar.

Harga minyak sempat menguat sekitar 1 persen pada Rabu lalu dan mencapai level tertinggi dalam sepekan.

Kenaikan itu dipicu oleh mandeknya negosiasi perdamaian Ukraina yang mengindikasikan sanksi terhadap Rusia, eksportir minyak terbesar kedua dunia, masih akan berlanjut.

Secara mingguan, baik Brent maupun WTI masih mencatat kenaikan sekitar 1,2 persen, setelah anjlok tajam pekan sebelumnya.

Namun, kekhawatiran terhadap kemungkinan penutupan pemerintahan AS (government shutdown) dinilai dapat menekan permintaan minyak di ekonomi terbesar dunia tersebut.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/sfr)

Read Entire Article
Entertainment |