Ibu Prada Lucky Nangis Berlutut Memohon Keadilan ke Pangdam Udayana

4 hours ago 3

Kupang, CNN Indonesia --

Sepriana Paulina Mirpey selaku ibu kandung Prada Lucky Chepril Saputra Namo memohon keadilan atas kematian anaknya sampai berlutut saat Panglima Kodam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto berkunjung ke rumah mendiang Senin (10/8).

Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, Pangdam IX/Udayana tiba di rumah Prada Lucky di kompleks asrama tentara Kuanino, Kupang, NTT pada pukul 14.20 WITA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedatangan jenderal bintang dua itu untuk menemui Serma Kristian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey kedua orang tua prajurit TNI yang meninggal diduga akibat alami kekerasan dari para senior sesama anggota TNI.

"Bapak, tolong perjuangkan anak saya (untuk mendapatkan keadilan) bapak, saya hanya minta itu saja," kata Sepriana memohon kepada Pangdam Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto

"Tolong saya butuh keadilan bapak, saya tidak terima anak saya mati, saya serahkan anak saya kepada NKRI sebagai seorang tentara, tolong saya mohon bapak," sambungnya lirih dengan isak tangis.

Setelah memohon keadilan, Sepriana pun berlutut di hadapan Pangdam dan tetap memohon keadilan bagi putra keduanya yang meninggal akibat kekejaman senior-seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo.

[Gambas:Video CNN]

Pangdam Mayjen TNI Piek Budyakto pun ikut berlutut sambil merangkul Sepriana yang telah berlutut di hadapannya sambil menangis.

Saat itu, Sepriana kembali menyampaikan bahwa Prada Lucky adalah kebanggaannya dan menjadi penopang hidup baginya dan kedua adiknya yang masih berusia 5 tahun dan 11 tahun.

"Saya seorang ibu, tolong saya bapak, anak saya penopang hidup saya, dia menjadi tulang punggung buat saya, kebanggaan saya, saya jadikan dia TNI bapak," ujar Sepriana sambil dirangkul oleh Pangdam.

Sepriana pun kembali meminta agar kematian anaknya bisa mendapat keadilan. Karena dia telah menyerahkan putra keduanya untuk menjadi TNI tapi harus meregang nyawa akibat kekejaman senior-seniornya sendiri.

Disampaikan Sepriana, anaknya meninggal di tangan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Ia kemudian meminta para pelaku dihukum mati dan dipecat dari dinas kemiliteran karena sudah di luar batas kemanusiaan.

Menanggapi permohonan tersebut, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengatakan jajarannya telah mengambil tindakan tegas terhadap para terduga pelaku dengan melakukan proses hukum agar keluarga mendapat keadilan.

Dia mengungkapkan 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan penyidik Polisi Militer Kodam IX Udayana. Dari 20 prajurit TNI yang jadi tersangka, salah satunya adalah perwira.

"Ada satu orang perwira (yang ikut jadi tersangka)," ujarnya tanpa menjelaskan pangkat dan jabatan perwira dimaksud.

Namun, dia belum bisa mengungkap motif dari kasus kekerasan yang menewaskan Prada Lucky karena masih dalam proses pemeriksaan penyidik Polisi Militer Daerah Militer (Pom Dam) IX Udayana.

Dia berjanji akan mengusut tuntas kasus penganiayaan tersebut. Sebagai atasan langsung dari korban, ia juga menyatakan akan mengawal dan mengawasi proses hukum yang sedang berlangsung.

"Siapa pun yang melakukan perbuatan (kekerasan) harus diusut dan tidak ada atau tanpa pandang bulu," tegasnya.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo tewas diduga akibat alami penyiksaan yang dilakukan seniornya di asrama batalyon.

Prada Lucky adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Serma Kristian Namo dan Sepriana Paulina Mirmey. Prada Lucky pun baru dua bulan berdinas di TNI Angkatan Darat.

Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intesive Care Unit RSUD Aeramo, Nagekeo.

Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Kupang setelah dijemput orang tuanya, yakni Serma Kristian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey pada Kamis (7/8).

Setelah dua hari disemayamkan di rumah duka, jenazah Prada Lucky dimakamkan pada Sabtu (9/8) dengan upacara kemiliteran.

Sebelum dilakukan upacara secara dinas kemiliteran, didahului dengan ibadah pemakaman yang dipimpin Pendeta Lenny Walunguru dari GMIT Batu Karang Kuanino.

(eli/chri)

Read Entire Article
Entertainment |