Jakarta, CNN Indonesia --
Bukan hanya soal penampilan, sebuah karya bisa menyimpan makna yang dalam, terutama jika di dalamnya tersemat cerita tentang jati diri dan budaya.
Inilah semangat yang diangkat Tulola dalam pameran bertajuk Kawan Nusantara: Identitas yang digelar di The Dharmawangsa, Jakarta, pada 31 Juli-1 Agustus 2025. Bersama BCA dan Pertamina, Tulola ingin mengajak masyarakat kembali mengenal akar budayanya lewat karya seni, perhiasan, dan kerajinan tangan khas Nusantara.
Happy Salma, Founder & Creative Conceptor Tulola, mengatakan bahwa tema 'Identitas' dipilih karena ia percaya bahwa jati diri seseorang dibentuk dari banyak hal, mulai dari sejarah, pengalaman hidup, nilai keluarga, hingga interaksi sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lewat karya-karya ini, kami ingin mengajak orang untuk kembali melihat ke dalam, mengenal dirinya, dan memahami dari mana mereka berasal," kata Happy dalam konferensi pers di lokasi, Kamis (31/7).
Salah satu yang paling mencuri perhatian dalam acara ini adalah koleksi 12 tas edisi terbatas yang dipamerkan dalam bentuk instalasi seni. Tas-tas ini bukan hanya barang fesyen biasa, tapi art-wear, perpaduan antara seni dan mode yang dibuat melalui kolaborasi lintas bidang.
Beberapa nama yang terlibat antara lain label fesyen Garden of Solo, sutradara Garin Nugroho lewat film pendek berjudul Kegelisahan Sinta, dan arsitek Trianzani Sulshi yang mengeksplorasi hubungan antara ruang dan identitas.
Sri Luce Rusna, Founder & Creative Designer Tulola juga menjelaskan bahwa koleksi tas ini lahir dari riset panjang mengenai simbol-simbol tradisi Nusantara.
"Kami menggabungkan nilai-nilai budaya dengan desain kontemporer, tapi tetap menggunakan teknik tradisional. Struktur tas kami rancang seperti ruang cerita, ada bab Warisan, Komunitas, Dunia Baru, dan Legacy," ujar Sri Luce.
Setiap tas dikerjakan sepenuhnya dengan tangan oleh para perajin Tulola, menggunakan bahan perak murni 92,5 persen yang kemudian dilapisi emas 18 karat.
Prosesnya pun tidak sebentar, dibutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk menyelesaikan satu tas.
Jenama perhiasan Tulola menghadirkan pameran bertajuk 'Kawan Nusantara: Identitas'. (CNNIndonesia.com/Tiara Sutari)
Selain koleksi tas, Tulola juga meluncurkan rangkaian perhiasan Artwear Identitas yang terdiri atas 41 item. Mulai dari anting, bros, sirkam, kalung, hingga gelang dan item one-of-a-kind, semua dibuat dengan sentuhan tangan dan teknik perhiasan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun.
Tak hanya memamerkan karya internal, Tulola juga menggandeng sembilan jenama UMKM lokal yang mengusung semangat serupa, menjaga kearifan lokal, namun tetap mengikuti perkembangan zaman.
BCA, lewat program Bakti BCA, juga turut mendukung acara ini dengan menghadirkan pameran Heroes of Heritage, menampilkan karya dua perajin perak asal Desa Wisata Taro, Bali, yakni I Made Suama dan Ketut Daging. Selain itu, empat pelaku usaha lain juga turut dihadirkan, mulai dari perajin kain warna alam, UMKM Sinta Craft dan Wastraloka, hingga jasa make-up artist dari komunitas tuli binaan BCA.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa inisiatif seperti ini penting untuk memastikan budaya Indonesia tetap hidup dan terus berkembang.
"Kami turut bangga menjadi bagian dari perayaan ini. Kami ingin budaya Indonesia tidak hanya bertahan, tapi juga bisa bersaing secara global," ujarnya.
Melalui 'Kawan Nusantara: Identitas', Tulola tak sekadar menjual karya, tapi juga menyampaikan pesan bahwa budaya adalah sesuatu yang hidup, bisa dibawa dalam keseharian, dan layak dirayakan dengan bangga. Identitas bukan hanya soal siapa kita, tapi juga bagaimana kita memilih untuk menjaga dan meneruskannya.
(tis/asr)