CNN Indonesia
Senin, 11 Agu 2025 17:25 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Anthony Albanese mengungkapkan alasan Australia baru mau mengakui Negara Palestina.
Albanese menyebut Australia baru mendapat komitmen yang rinci dan signifikan dari otoritas Palestina sebagai syarat mengakui Negara Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut PM Australia itu, PA menyetujui sejumlah hal termasuk menegaskan kembali pengakuan terhadap hak Israel untuk hidup dalam perdamaian dan keamanan, berkomitmen demiliterisasi, menggelar pemilu, dan berjanji menghapus sistem pembayaran ke keluarga tahanan dan mereka yang tewas.
Selain itu, menurut Albanese, PA juga menjanjikan reformasi yang lebih luas terhadap tata kelola dan transparansi keuangan dalam sistem pendidikan termasuk pengawasan internasional untuk mencegah hasutan kekerasan.
"Ini adalah kesempatan untuk mewujudkan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Palestina dengan cara mengisolasi Hamas, melucuti senjata, dan mendepak mereka dari wilayah itu [Gaza] selamanya," ungkap dia pada hari ini, Senin (11/8), dikutip Al Jazeera.
Albanese lantas menyebut komitmen itu semakin diperkuat dengan tuntutan Liga Arab yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Hamas.
Solusi yang dimaksud adalah hasil pertemuan konferensi tingkat tinggi internasional PBB tentang implementasi Solusi Dua Negara di New York pada 28-30 Juli 2025 atau dikenal Deklarasi New York. Rapat ini digelar atas inisiasi Arab Saudi dan Prancis dan diikuti seluruh anggota Liga Arab, seluruh anggota Uni Eropa, termasuk Indonesia.
Dalam deklarasi itu, mereka mengecam serangan dadakan Hamas ke Israel, mendukung pelucutan senjata, dan mendukung pemilu ulang di Gaza.
Sebelumnya, media Australia melaporkan Albanese kemungkinan akan menandatangani surat pengakuan Negara Palestina dalam waktu dekat. Namun, sejauh ini tak ada informasi soal waktu pastinya.
Australia menjadi salah satu negara besar yang akan mengakui Palestina setelah Prancis, Inggris, dan Kanada. Keempat negara ini merupakan sekutu dekat Amerika Serikat.
Mereka menekan pengakuan itu sebagai langkah untuk menuju perdamaian mengingat agresi brutal yang dilakukan Israel di Palestina.
Israel meluncurkan agresi ke Palestina pada Oktober 2023. Sejak saat itu, mereka menggempur habis-habisan warga dan objek sipil, imbasnya lebih dari 60.000 warga di sana tewas.
(isa/rds)