Irak Mati Lampu Nasional kala Suhu Panas Tembus 50 Derajat Celsius

3 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Irak melakukan pemadaman listrik nasional pada Senin (11/8). Hal itu dilakukan buntut panas ekstrem di negara itu hingga menyebabkan permintaan pada jaringan listrik ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

AFP memberitakan Baghdad dan beberapa wilayah tengah serta selatan Irak mengalami peningkatan suhu jadi 48 hingga 50 derajat Celsius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jaringan listrik alami pemadaman total setelah penutupan dua jalur transmisi di tengah lonjakan konsumsi yang dipicu kenaikan suhu yang memecahkan rekor," bunyi pengumuman Kementerian Ketenagalistrikan Irak.

Meskipun rumah tangga masih dapat mengandalkan generator pribadi, pemadaman listrik terjadi di tengah jutaan jamaah Muslim Syiah yang berkumpul di provinsi Karbala untuk menghadiri peringatan keagamaan besar.

Situasi tersebut, kata perwakilan pemerintah, membuat semakin tinggi permintaan atas jaringan listrik di tengah pecahnya rekor suhu panas.

[Gambas:Video CNN]

Sumber-sumber Kementerian Ketenagalistrikan sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa pemadaman mendadak di pembangkit listrik Hamidiya di provinsi barat Anbar menyebabkan gangguan pada jaringan transmisi listrik.

Suhu di ibu kota Baghdad mencapai 47 derajat Celsius pada Senin (11/8).

"Pemadaman listrik darurat terjadi sore ini di saluran transmisi listrik, menyebabkan pemadaman yang meluas di seluruh jaringan listrik nasional," ujar Mohammed Nehme, Wakil Menteri Ketenagalistrikan untuk Urusan Produksi, dalam sebuah pernyataan.

"Tim teknis kami saat ini sedang berupaya mengatasi gangguan tersebut dan memulihkan listrik. Mereka telah mulai memulihkan listrik secara bertahap, dan layanan akan pulih sepenuhnya dalam beberapa jam mendatang."

Ketua komite energi parlemen Irak mengatakan, dalam sebuah pernyataan, bahwa pemadaman tersebut tidak memengaruhi wilayah semi-otonom Kurdistan.

Banyak warga Irak selama bertahun-tahun mengandalkan generator yang dioperasikan swasta untuk mendapatkan listrik karena listrik yang disediakan pemerintah hanya tersedia sesekali.

Beberapa lainnya telah beralih ke tenaga surya untuk membantu memenuhi kebutuhan listrik mereka.

Kementerian Perminyakan tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Kementerian Ketenagalistrikan mengatakan sedang bekerja dalam "mode darurat penuh" untuk memulihkan listrik.

Sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dan salah satu produsen minyak terkemuka dunia, Irak telah berjuang menyediakan energi bagi warganya sejak invasi pimpinan AS 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein.

Dalam kekacauan yang terjadi, kurangnya investasi dan salah urus telah membuat jaringan listrik nasional tidak mampu memenuhi permintaan.

Ratusan warga Irak berunjuk rasa di Baghdad pada musim panas 2021, ketika pemadaman listrik dan air melanda sebagian besar negara itu karena suhu melebihi 50 derajat Celcius.

Pada bulan Maret, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mencabut keringanan yang memungkinkan Irak membayar Iran untuk listrik, sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" Trump terhadap Teheran.

Irak sangat bergantung pada impor gas alam Iran untuk menghasilkan listrik.

(afp/reuters/chri)

Read Entire Article
Entertainment |