Israel Serang Gaza Usai Trump Serukan Gencatan Senjata

4 hours ago 3

CNN Indonesia

Sabtu, 04 Okt 2025 15:40 WIB

Israel kembali gempur Gaza meski Trump menyerukan penghentian serangan dan mengklaim Hamas siap berdamai. Ilustrasi. Israel serang Gaza tak lama setelah Trump sampaikan gencatan senjata. (REUTERS/Ebrahim Hajjaj)

Jakarta, CNN Indonesia --

Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza pada Sabtu (4/10) waktu setempat, hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan penghentian pengeboman dan menyebut Hamas telah menyatakan kesiapan untuk berdamai.

Otoritas setempat melaporkan sedikitnya enam orang tewas akibat serangan terbaru itu. Empat di antaranya meninggal di sebuah rumah di Kota Gaza, sementara dua korban lainnya ditemukan di Khan Younis, wilayah selatan Gaza.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pihaknya tengah bersiap untuk "pelaksanaan segera" tahap pertama dari rencana perdamaian Trump, yang mencakup pembebasan sandera Israel setelah Hamas memberikan tanggapan atas proposal tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa jam kemudian, media Israel melaporkan bahwa para pemimpin politik telah memerintahkan militer untuk mengurangi aktivitas ofensif di Gaza. Namun, dalam pernyataannya, Kepala Staf Militer Israel hanya menyebut bahwa pasukan sedang "meningkatkan kesiapan" untuk melaksanakan fase awal rencana tersebut tanpa menyinggung soal pengurangan serangan.

Trump sebelumnya memberi tenggat waktu hingga Minggu bagi Hamas untuk menerima rencana perdamaian berisi 20 poin atau menghadapi konsekuensi serius. Ia menggambarkan dirinya sebagai satu-satunya sosok yang mampu mengakhiri perang dua tahun di Gaza, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat sekutu AS, Israel, kian terisolasi di panggung dunia.

"Saya yakin Hamas telah menunjukkan kesiapan untuk PEACE yang langgeng," tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social mengutip Reuters. 

"Israel harus segera menghentikan pengeboman Gaza agar kita dapat mengevakuasi para sandera dengan aman dan cepat. Ini bukan hanya tentang Gaza, tetapi tentang perdamaian yang telah lama diupayakan di Timur Tengah."

Menanggapi hal itu, kantor Netanyahu menegaskan Israel akan terus bekerja sama penuh dengan Presiden Trump dan timnya untuk mengakhiri perang sesuai dengan prinsip yang telah disepakati kedua pihak.

Sebelum pernyataan terbaru pemerintah, keluarga para sandera di Gaza mendesak Netanyahu agar segera memerintahkan negosiasi demi pembebasan seluruh tawanan. Namun di dalam negeri, sang perdana menteri kini terjebak di antara tekanan publik yang lelah dengan perang dan desakan dari kelompok sayap kanan ekstrem dalam koalisinya yang menolak penghentian operasi militer.

Israel melancarkan ofensif besar-besaran ke Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya. Pemerintah Israel menyebut 48 sandera masih ditahan, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 66 ribu orang tewas akibat serangan Israel, sebagian besar di antaranya warga sipil. Serangan itu menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, sementara pembatasan bantuan telah menyebabkan kelaparan di beberapa area, memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |