Jelang Puncak Haji, Banyak Jemaah Indonesia Belum Terima Kartu Nusuk

3 hours ago 3

Makkah, CNN Indonesia --

Jemaah haji Indonesia masih banyak yang belum menerima kartu nusuk. Padahal kartu ini adalah identitas digital jemaah haji yang wajib dimiliki dan digunakan untuk beraktivitas termasuk untuk masuk ke Masjidil Haram.

Jelang makin dekatnya puncak pelaksanaan haji, otoritas Arab Saudi memperketat keamanan di berbagai lokasi utama pelaksanaan ibadah dengan cara melakukan pemeriksaan di beberapa cek poin.

Pemeriksaan ini untuk memastikan jemaah yang masuk situs penting ini sudah terdaftar dan terverifikasi sebagai jemaah yang disetujui pemerintah Arab Saudi. jemaah harus menunjukkan Kartu Nusuk agar dapat lolos pemeriksaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sampai seluruh jemaah haji mulai diarahkan ke Makkah (baik dari Madinah maupun langsung dari Indonesia) pada pekan ini, masih sekitar puluhan ribu jemaah haji yang belum menerima kartu Nusuk.

Sepasang jemaah suami-istri asal Majalengka sempat dihentikan petugas di check point sebelum memasuki Masjidil Haram saat hendak melaksanakan thawaf, karena tak bisa menunjukkan kartu.

"Saya belum jadi kartunya. Istri sudah jadi. Akhirnya tadi saya tunjukkan bukti biovisa dan diizinkan lewat," kata jemaah yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Penjelasan dari kantor pelayanan Nusuk (Nusuk Care) yang diterima jemaah menyebutkan semua kartu akan segera diselesaikan oleh perusahaan penyedia layanan (Syarikah) yang sudah disewa pemerintah Indonesia.

Kenyataannya hingga hari ini, kartu tetap belum diterima sebagian jemaah sehingga berisiko menyebabkan akses ibadah penting seperti salat jemaah di Masjidil Haram tertutup. Tanpa kartu Nusuk, jemaah juga terancam akses melakukan ritual haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Distribusi masih berlangsung

Sementara itu Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan proses distribusi kartu nusuk bagi jemaah haji asal Indonesia masih terus berlangsung di Madinah dan di Makkah.

"Untuk di Madinah pembagian kartu nusuk terus berlangsung dan kita akselerasi. Insyaallah sudah mulai menurun tensinya karena sudah tidak ada kedatangan baru lagi orang di Madinah tinggal memberangkatkan ke Makkah," kata Hilman dalam RDP dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (19/6).

Ia mengatakan proses akselerasi dilakukan oleh tim dari Kementerian Haji, Kementerian Agama dan service provider yang bertanggung jawab.

Hilman menjelaskan berbeda dengan tahun lalu, pada tahun ini Kerajaan Saudi sangat sulit memberi izin untuk masuk ke Makkah.

"Jadi kalau tahun lalu masuk Makkah agak mudah, tetapi mereka tidak sulit untuk ke haramnya. Tapi tahun ini ke Makkah-nya itu sudah sangat sulit sekali, sangat ketat, satu- satunya selain kartu nusuk yang bisa meloloskan jemaah tembus maka itu syarikah," ujar dia.

Hilman mengatakan distribusi kartu nusuk juga masih berlangsung hingga ke Mekkah.

"Proses distribusi masih berlangsung dan saat ini juga di Makkah masih berlangsung," katanya.

Dilansir dari Antara, Kamis (15/5) lalu, dari sekitar 90 ribu peserta calon haji Indonesia yang telah tiba di Arab Saudi melalui Madinah, sebanyak 35 ribu Kartu Nusuk jemaah masih belum aktif/didistribusikan.

Hingga saat ini Kemenag belum memperbaharui data soal jumlah kartu nusuk yang sudah didistribusikan ini.

Pengertian kartu nusuk

Kartu Nusuk adalah identitas digital yang wajib dimiliki dan digunakan setiap jemaah haji yang berada di Arab Saudi.

Kartu Nusuk mulai diperkenalkan oleh Kementerian Haji dan Umroh sejak tahun lalu, dan dipakai sebagai alat identitas jemaah utama yang diakui oleh pemerintah Saudi.

Kartu berisi kode QR yang menyimpan identitas utama jemaah termasuk nama, nomor paspor dan biovisa.

Mengutip dari laman resmi Kemenag RI Hilman Latief beberapa waktu lalu menjelaskan tiga fungsi utama kartu Nusuk.

Pertama, Nusuk adalah layanan dari syarikah. Tahun ini, layanan jemaah haji Indonesia dikelola oleh delapan perusahaan swasta yang disebut sebagai syarikah,

"Setibanya di Madinah, jemaah akan ditempatkan di hotel yang telah ditentukan oleh syarikah. Nah, sebelum bergerak ke Makkah, setiap jemaah akan diberikan Nusuk," kata Hilman.

Hilman mengatakan sudah menjadi tanggung jawab petugas untuk memastikan setiap jemaah memiliki kartu Nusuk. Hal itu akan mempercepat proses identifikasi dan pelayanan karena data jemaah sudah sinkron dengan data syarikah.

Kedua, Nusuk menjadi syarat masuk ke Masjidil Haram. "Dengan sistem satu syarikah dan validasi melalui 'Nusuk', Insya Allah proses ini akan berjalan lebih tertib dan lancar," ujarnya.

Ketiga, kegunaan 'Nusuk' akan sangat terasa saat puncak ibadah haji, yakni pergerakan massal jemaah dari Makkah ke Arafah, lalu ke Muzdalifah, dan Mina.

"Kita akan memberikan pertimbangan khusus untuk jemaah lansia dan pendampingnya. Namun, secara umum, 'Nusuk' akan menjadi acuan data yang sangat penting untuk mengelola pergerakan 2 juta lebih jemaah. Jika data kita tidak akurat, dampaknya akan sangat besar," kata Hilman.

(tim/sur/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |