CNN Indonesia
Senin, 07 Apr 2025 10:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pengusaha Amerika Serikat dan Vietnam meminta pemerintahan Donald Trump menunda rencana tarif 46% atas barang-barang Vietnam, dengan mengatakan bahwa pungutan tersebut akan merugikan mereka dan hubungan komersial bilateral.
Kamar Dagang dan Industri Vietnam dan Kamar Dagang Amerika di Hanoi menyampaikan kekhawatiran kepada Menteri Perdagangan Howard Lutnick dalam surat tertanggal Sabtu, dengan mengatakan bahwa tarif, yang akan berlaku pada Rabu 9 April ini sangat tinggi.
"Tarif yang lebih rendah untuk produk yang masuk ke Vietnam, dan untuk produk yang sampai ke konsumen Amerika akan membantu perusahaan AS, ekonomi, dan konsumen," kata AmCham (American Chamber of Commerce in Vietnam) dan VCCI dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tarif yang lebih tinggi tidak akan membantu."
Vietnam saat ini menjadi basis manufaktur bagi banyak perusahaan Barat. Negara Asia Tetangga ini membukukan surplus perdagangan lebih dari $123 miliar dengan AS, tujuan ekspor terbesarnya tahun lalu.
Usai melakukan panggilan telepon, Presiden Donald Trump dan pemimpin Vietnam To Lam sepakat pada Jumat untuk membahas kesepakatan untuk menghapus tarif.
Trump menyebut komunikasinya dengan To Lam ini "sangat produktif".
Vietnam sendiri sesungguhnya telah coba melunakkan hati Trump bahkan sebelum Trump secara resmi mengumumkan kebijakan tarif global dan tarif resiprokalnya.
Vietnam suda memangkas beberapa bea, serta berjanji untuk membeli lebih banyak barang Amerika, seperti pesawat dan produk pertanian.
AmCham dan VCCI mengatakan: "Kesepakatan yang cepat dan adil akan menambah kepastian bagi bisnis dan akan membantu memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara dengan cara yang menguntungkan kedua negara."
(reuters/vws)