Kementerian PU Cek Bangunan Ponpes Lirboyo di Kediri, Ini Hasilnya

8 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) mengecek keandalan bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur pada Kamis (9/10).

Audit keandalan ini merupakan tindak lanjut instruksi Presiden Prabowo Subianto menyusul ambruknya salah satu bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kemen PU Dewi Chomistriana mengungkapkan sejumlah konstruksi di area pesantren dinilai sudah sesuai perencanaan, meski masih membutuhkan beberapa penguatan struktur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kami lihat perencanaan bangunannya sudah cukup baik. Hanya ada beberapa penguatan yang perlu dilakukan, terutama pada bagian dinding. Kami juga memberikan rekomendasi langsung kepada tukang dan santri yang ikut mengawasi pembangunan," ujar Dewi seperti dilansir detik, Kamis (9/10).

Selanjutnya, Kementerian PU juga akan memberikan pendampingan teknis dalam proses pembangunan, termasuk untuk persetujuan bangunan gedung (PBG) dan perbaikan perencanaan.

"Mudah-mudahan pendampingan ini dapat meningkatkan kualitas pembangunan di Ponpes Lirboyo. Kami akan membantu dalam setiap tahap agar hasilnya lebih kuat dan aman," ujarnya.

Menurut Dewi, saat ini terdapat sekitar 42 ribu pondok pesantren di Indonesia yang akan menjadi objek audit. Pemeriksaan dilakukan secara bertahap oleh perwakilan Kemen PU di provinsi, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Kementerian Agama.

Audit dilakukan terhadap pondok pesantren yang sedang dalam tahap pembangunan maupun yang sudah berdiri. Di Ponpes Lirboyo sendiri, proses audit berlangsung hingga Sabtu (11/10), mencakup pemeriksaan gedung madrasah dan penginapan yang tengah dibangun.

Tak hanya itu, Kementerian PU juga akan memberikan pelatihan keterampilan konstruksi bagi para santri Ponpes Lirboyo yang tertarik di bidang pembangunan.

Program ini meliputi pelatihan dan sertifikasi level 1-4 untuk tukang dan level 5-6 untuk mandor, guna meningkatkan kompetensi kerja dan legalitas para santri di bidang konstruksi.

"Kami ingin para santri memiliki keahlian yang diakui. Dengan sertifikat, mereka bisa bekerja secara legal dan profesional di proyek-proyek konstruksi, termasuk di lingkungan pesantren," ungkap Dewi.

Ia berharap langkah audit dan pelatihan ini memperkuat keamanan bangunan pondok pesantren sekaligus membuka ruang pemberdayaan santri di bidang konstruksi nasional.

Pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Oing Abdul Muid (Gus Muid), menyambut baik langkah pemerintah tersebut,

Ia mengaku pihaknya sangat terbuka dan siap menerima hasil audit. Terlebih Kemen PUPR juga menyampaikan kesiapannya membantu jika ada hal yang perlu diperbaiki serta menyiapkan program pelatihan santri.

"Santri jadi tidak hanya tenaga bantu, tapi bisa berkembang menjadi tenaga profesional di bidang konstruksi. Proyek pembangunan tetap dikerjakan oleh tukang profesional. Santri hanya membantu hal-hal ringan sebagai bagian dari kegiatan kebersamaan," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(sfr)

Read Entire Article
Entertainment |