Ketua Tim Transformasi Polri: Jadilah Polisi Rakyat, Setop Sombong

2 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana, meminta setiap anggota kepolisian tak sombong bahkan menyakiti warga.

Ia menyerukan agar seluruh personel Polri menjadi 'polisi rakyat' atau menjadi sosok yang hadir dengan ketulusan, empati, dan integritas dalam melayani rakyat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadilah polisi rakyat. Maka, yang saya katakan adalah setop sombong, setop bohong, dan setop menyakiti. Di situlah konteksnya," katanya dalam keterangan, Selasa (30/9).

Selain itu, ia juga menekankan bahwa sikap rendah hati, kejujuran, dan kepedulian merupakan fondasi utama dalam membangun kepercayaan publik terhadap Polri.

Pria yang juga Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri itu menekankan bahwa setiap polisi harus menjadi sosok yang bermanfaat untuk masyarakat. Dia juga menekankan setiap anggota Polri  tidak terjebak dalam sikap arogan, manipulatif, maupun perilaku yang menyakiti rakyat.

"Menjadi polisi harus ada manfaatnya. Kalau tidak ada manfaatnya, maka tidak ada gunanya, dan ingat, menjadi polisi itu ada batasnya, tapi menjadi rakyat tidak ada batasnya," katanya 

Chryshnanda mengingatkan tugas sebagai polisi bukan hanya soal jabatan dan kewenangan, melainkan juga tentang pengabdian, serta manfaat bagi bangsa dan negara.

Menurutnya, setiap anggota Polri harus menyadari bahwa jati diri polisi sejatinya adalah pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

Lebih lanjut, jenderal polisi bintang tiga itu mengajak seluruh jajaran pendidikan kepolisian untuk terus menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan spiritualitas dalam setiap proses pembinaan dan pelatihan anggota Polri agar lahir sosok-sosok polisi yang berintegritas dan humanis.

"Polri harus terus berbenah. Kita hadir bukan untuk ditakuti, tapi untuk dicintai rakyat. Itu hanya bisa terwujud bila kita bekerja dengan hati dan nurani," ucapnya.

Gelombang demo Agustus hingga awal September lalu yang memakan korban jiwa salah satunya menuntut reformasi Polri. Mengutip dari berbagai sumber, reformasi Polri sebetulnya sudah lama digaungkan terutama karena polah oknum-oknum di berbagai tingkat pangkat kepolisian.

Setelah gelombang demo Agustus yang memakan korban jiwa, Kapolri Jenderal Listyo membentuk tim Transformasi dan Reformasi Polri.

Tim Transformasi Reformasi Polri dibentuk Kapolri dengan anggota sebanyak 52 orang. Pembentukannya diatur melalui Surat Perintah (Sprin) Kapolri Nomor Sprin/2749/IX/2025 tertanggal 17 September 2025.

Berdasarkan surat tersebut, Kalemdiklat Polri Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana ditunjuk menjadi ketua Tim Transformasi Reformasi Polri.

Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto pun berencana membentuk komite reformasi Polri. Dua bakal anggotanya yang sudah disebut bakal masuk tim bentukan Prabowo itu adalah dua eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yakni Jimly Asshiddiqie dan Mahfud MD.

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menyampaikan Komite Reformasi Polri yang dibentuk presiden itu segera diumumkan. Dia menyebut paling lambat diumumkan pada pertengahan Oktober 2025.

Selain itu, dia memastikan Komite Reformasi Polri yang dibentuk Prabowo tak akan 'bentrok' dengan Tim Transformasi Reformasi Polri bentukan Kapolri. Sebaliknya, dia menyatakan dua tim itu akan bekerja saling membantu untuk mereformasi kepolisian.

"Saya kira mungkin pada paling lambat pertengahan bulan Oktober sudah akan diumumkan komisi (komite, red.) reformasi kepolisian itu," kata Yusril seraya menyebut finalisasi Komite Reformasi Polri menunggu kepulangan Presiden dari lawatan luar negeri, saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (26/9).

(antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |