Kronologi LG Mundur dari Megaproyek Ekosistem EV di Indonesia

10 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan multinasional asal Korea Selatan, LG, memutuskan menarik diri sebagai investor megaproyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) senilai Rp130 triliun di Indonesia. Langkah tersebut menuai sorotan karena terjadi di tengah upaya pemerintah mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai.

Proyek bernilai jumbo tersebut sebelumnya disepakati pada akhir 2020 dan LG Energy Solution didapuk sebagai ketua konsorsium investasi itu.

Melalui proyek tersebut, pemerintah Indonesia dan konsorsium besutan LG berniat membuat ekosistem dan rantai pasok secara menyeluruh dalam penyediaan baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Ini mencakup seluruh proses, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor dan katoda, sampai pembuatan sel baterai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mundur

Namun, lima tahun berselang usai kesepakatan, kabar mundurnya LG dari proyek ini mencuat melalui media nasional Korea Selatan, Yonhap, pada Jumat (18/4).

Media itu mengumumkan langkah LG beserta kroninya yakni LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan sejumlah mitra lain resmi menarik diri dari Indonesia.

Menurut Yonhap, alasan di balik mundurnya LG adalah pertimbangan kondisi pasar dan lingkungan investasi.

"Kami memutuskan untuk keluar dari proyek," kata seorang pejabat LG Energy Solution dikutip Minggu (24/4).

Mereka juga menjelaskan ada pergeseran dalam lanskap industri, khususnya sektor kendaraan listrik. LG mengamati ada perlambatan sementara dalam hal permintaan EV pada tingkat global.

Pihak konsorsium itu juga mengaku sudah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia sebelum mengambil keputusan. Kendati begitu, LG dkk tidak merinci siapa pihak yang dimaksud dalam pembicaraan untuk pengambilan keputusan penting batalnya investasi ini.

Meski mundur dari megaproyek ini LG memastikan proyek produksi baterai kendaraan listrik bersama Hyundai di Indonesia yang sudah ada tetap berjalan.

Kedua perusahaan diketahui telah mendirikan perusahaan sel baterai mobil listrik bersama yang dinamakan PT HLI Green Power.

HLI dirancang sebagai produsen sel baterai dengan kapasitas tahap pertama sebanyak 10 GWh dan nilai investasi mencapai US$1,1 miliar dolar.

Industri sel baterai ini akan memasok kebutuhan 150 ribu hingga 170 ribu unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia selaku industri baterai pack yang memiliki kapasitas produksi 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi sebesar Rp674 miliar.

Pengganti LG dari China

Menyikapi keputusan LG, pemerintah menjamin proyek Rp130 triliun untuk hilirisasi baterai EV tetap berjalan sesuai rencana. Bahkan konsorsium ini telah menemukan mitra anyar pengganti LG, yaitu Huayou.

Huayou merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ion energi serta material kobalt. Perusahaan ini berkantor pusat di Tongxiang Zhejiang, China.

"Ini tidak mengganggu dari target program pengembangan EV di Indonesia. Akselerasi pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tetap berjalan sesuai perencanaan dan targetnya, apalagi sudah ada yang berproduksi," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.

Agus juga tak ambil pusing dengan keputusan LG. Ia menyebut mundurnya sebuah perusahaan dalam level konsorsium merupakan hal lumrah.

Hal senada turut dikatakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Menurut Bahlil penggantian investor merupakan proses dinamika yang biasa terjadi dalam proyek berskala besar. Tapi yang terpenting, kata dia, komitmen pemerintah selalu menjaga kesinambungan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik.

"Yang penting bagi kami semua mitra tetap berkomitmen, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar. Proyek ini sudah berjalan, sebagian telah diresmikan dan mulai produksi, dan sisanya akan terus kami kawal hingga tuntas sesuai target. Tidak ada yang berubah dari tujuan awal yaitu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia," ucap Bahlil.

Bahlil melanjutkan nantinya para pemangku kepentingan juga akan bekerjasama lintas sektor untuk memastikan seluruh proyek Grand Package tersebut terealisasi tepat waktu dan sesuai standar.

(ryh/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |