CNN Indonesia
Kamis, 31 Jul 2025 23:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) RI mengungkap berbagai langkah yang dilakukan demi mencapai kesepakatan tarif dengan AS. Tarif impor yang tadinya ditetapkan 32 persen dapat diturunkan menjadi 19 persen.
Indonesia jadi salah satu negara yang dikenakan tarif tinggi sebesar 32 persen oleh AS. Pemerintah pun memberikan respons cepat dengan menggelar Rapat Koordinasi Terbatas.
Dalam rapat ini dibentuk Tim Negosiasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presien Prabowo Subianto memutuskan melakukan proses bilateral. Proses negosiasi dilakukan dengan memberangkatkan tim negosiator di Washington D.C.
Proses negosiasi bisa dibilang kompleks tetapi, Kemenko Perekonomian memastikan Indonesia memagang teguh prinsip politik luar negeri bebas aktif.
"Seluruh proses negosiasi dan kerja sama internasional yang tengah dijalankan Pemerintah terus dilakukan dengan berlandaskan pada kepentingan nasional (national interest)," ungkap Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto dalam pernyataan resmi di laman Kemenko Perekonomian RI.
Negosiasi belum membuahkan hasil optimal sebab Presiden AS Donald Trump masih belum mengubah besaran tarif. Airlangga bersama tim negosiator kembali bertolak ke AS pada awal Juli 2025.
Baru pada 16 Juli 2025, tarif yang dikenakan terhadap Indonesia turun menjadi 19 persen.
Kemudian pada 22 Juli 2025, Pemerintah AS mengeluarkan Pernyataan Bersama tentang Kerangka Kerja Sama Antara Amerika Serikat dan Indonesia Tentang Perdagangan Resiprokal.
"Indonesia menjadi salah satu negara tercepat yang berhasil mencapai kesepakatan perdagangan ini, dibandingkan negara-negara mitra lainnya. Capaian ini tidak lepas dari interaksi yang aktif dan dinamis antara kedua pihak. Model yang dilakukan Indonesia kepada AS ini juga direplikasi oleh berbagai negara," jelas Haryo.
Sementara itu, Airlangga menyebut pendekatan berbasis human interface punya peran penting untuk mempermudah akselerasi kesepakatan.
Negosiasi, kata dia, dapat dilakukan dengan pendekatan yang lebih intensif, lebih terbuka, dan dapat dengan mudah mencapai kesepakatan.
(els)