Jakarta, CNN Indonesia --
Segelas susu kerap hadir dalam imajinasi banyak orang tua sebagai minuman wajib bagi anak-anak. Diiklankan sebagai sumber kalsium dan protein, susu bahkan sering dianggap pilar utama gizi seimbang.
Namun, saat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digulirkan pemerintah, muncul pertanyaan, apakah susu masih relevan untuk masuk ke dalam menu yang anggarannya terbatas?
Dokter gizi Johanes Chandrawinata mengatakan, susu memang kaya nutrisi penting. Tapi bukan berarti susu memang harus selalu dikonsumsi anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Susu merupakan sumber protein, kalsium, vitamin D, vitamin B12, serta zat gizi lainnya," kata Johannes saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Tak heran, susu sejak lama dipercaya membantu pertumbuhan tulang dan menjaga kesehatan anak. Namun, Johanes mengingatkan bahwa tidak semua orang bisa mengonsumsi susu tanpa masalah.
Bahkan kata dia, sekitar 60-70 persen penduduk Asia mengalami intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan tubuh mencerna gula alami dalam susu. Kondisi ini sering menimbulkan gejala seperti kembung, diare, atau nyeri perut setelah minum susu.
Harga yang menguras anggaran
Selain persoalan kesehatan, ada kendala lain yang justru lebih nyata terkait menu susu dalam MBG ini yakni di biaya. Dengan anggaran MBG kurang dari Rp8 ribu per anak, hampir mustahil menyediakan susu kotak berkualitas dalam setiap menu.
Harga susu kemasan relatif mahal, sehingga bisa menghabiskan sebagian besar jatah anggaran harian hanya untuk satu item.
Pilihan lain berupa susu curah pun tak bisa menjadi solusi. Risiko kontaminasi dan keamanan pangan terlalu besar.
"Susu curah berpotensi menimbulkan keracunan lagi dan lagi," kata Johanes.
Hal ini sejalan dengan beberapa kasus keracunan makanan di sekolah yang sempat mencuat ke publik, sehingga menambah kekhawatiran jika bahan pangan tidak terjamin kebersihannya.
Lalu, bagaimana cara memastikan anak tetap mendapat gizi lengkap tanpa susu?
Menurut Johanes, banyak bahan makanan lokal yang lebih murah, aman, dan kaya nutrisi. Kalsium yang identik dengan susu bisa diperoleh dari ikan kecil yang dimakan dengan tulangnya.
"Ikan teri tawar, baby fish, sarden kalengan, atau bandeng presto yang dimakan dengan tulang empuknya dapat menjadi sumber protein dan kalsium yang baik," jelasnya.
Selain itu, protein juga bisa diperoleh dari telur, tempe, atau tahu yang harganya lebih terjangkau dan mudah ditemukan. Kombinasi makanan tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, tapi juga menambah variasi rasa sehingga anak-anak tidak cepat bosan dengan menu MBG.
"Dari perspektif gizi, susu memang punya manfaat, tapi bukan satu-satunya jalan menuju tubuh sehat. Dengan biaya yang terbatas dan risiko kesehatan tertentu, memaksakan susu ke dalam menu MBG bukanlah pilihan bijak," kata dia.
(tis/tis)