Makanan Asia Bakal Lenyap dari Supermarket AS Imbas Perang Tarif Trump

1 hour ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Makanan-makanan Asia bakal lenyap dari supermarket dan toko-toko di Amerika Serikat (AS) akibat perang dagang Presiden AS Donald Trump.

Sejumlah pengusaha supermarket dan toko mengeluhkan kenaikan harga makanan impor setelah tarif 10 persen berlaku. Harga makanan diprediksi akan lebih tinggi lagi karena Trump menerapkan tarif 145 persen ke China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan kondisi saat ini, jika tarif tidak turun juga, setelah dua bulan, tidak akan ada lagi barang-barang (dari China) di pasar," kata Manajer Supermarket Chang Jiang yang berlokasi di Queens, New York, dilansir CNN.

Chang Jiang adalah supermarket yang menjual bahan pangan segar, mulai dari sayur-sayuran hingga kudapan rumput laut. Produk-produk yang dijajakan rata-rata diimpor dari China.

Wu mengatakan pabrik-pabrik China memang belum menaikkan harga. Mereka masih menghabiskan stok yang mereka siapkan sebelum kebijakan Trump.

Akan tetapi, pabrik-pabrik itu memastikan akan menaikkan harga untuk stok barang baru. Wu menyebut harga makanan impor kemungkinan naik hingga 50 persen.

Pada saat bersamaan, sejumlah pabrik berencana menyetop pasokan makanan ke AS karena tarif selangit. Wu memprediksi akan terjadi kelangkaan makanan Asia di supermarket AS.

Pabrik-pabrik China biasanya menjual 50-100 jenis barang ke Chang Jiang.

"Mereka akan mengatakan, 'Aku hanya akan memberimu lima atau 10 barang saja,'" ujar Wu.

Wu berencana mencari pasokan barang dari pabrik di Taiwan dan negara lainnya. Dia berkata dampak perag dagang bakal "menjadi tak terbayangkan" bila Trump tak menghentikan serangan tarif.

Dampak perang dagang tak hanya dialami Chang Jiang. Komunitas imigran di AS bergantung pada toko-toko yang menjual makanan dari negara asal mereka.

Misalnya, toko H Mart yang menjual makanan-makanan Korea Selatan. Mereka punya 100 gerai di AS yang berdiri sejak 1982.

Ada pula Patel Bros, toko penjual makanan India, yang sudah berdiri sejak 1970-an di AS. Supermarket 99 Ranch juga menjajakan makanan-makanan Asia di sejumlah wilayah AS.

Dampak perang dagang juga dirasakan Wing Hop Fung, toko di Arcadia, California. Toko itu menjual teh impor, rempah-rempah China, dan berbagai produk Asia.

"Mitra dagang terbesar kami adalah China, jadi saat kami mendengar tarif-tarif ini akan naik, kami sangat merasa ini sebagai ancaman terhadap usaha kecil seperti kami," kata Lan Ong, anak pendiri Wing Hop Fung.

Konsumen jadi korban

Riset Fortune Busineess Insight menyebut pasar bahan makanan khas berbagai negara di AS terus berkembang. Pada 2023, permintaan terhadap bahan makanan khas menyentuh US$81,6 miliar dan akan menembus US$153,2 miliar pada 2032.

Redaktur publikasi perdagangan Supermarket Guru Phil Lampert menilai pasar ini terbentuk karena cita rasaorang-orang Amerika meluas ke masakan-masakan Asia hingga Timur Tengah.

"Internet telah memaparkan kita kepada makanan-makanan dari seluruh penjuru dunia," ucap Lempert.

Lempert melihat konsumen yang akan menjadi korban. Selain makanan-makanan Asia akan langka, harganya pun akan jauh lebih tinggi bila tersedia di supermarket.

Di Supermarket Chang Jiang, sudah ada peringatan kepada pelanggan. Mereka menganjurkan konsumen belanja barang-barang kesayangan selagi harganya belum melonjak.

"Aku mengimbau semua berbelanja pada masa yang singkat ini saat barang-barang masih di harga saat ini," ucap Wu. "Karena harga pasti akan meroket nantinya."

(fra/dhf/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |