Jakarta, CNN Indonesia --
Maskapai Finnair terpaksa "menangguhkan sementara" beberapa penerbangan yang dijadwalkan pada bulan Oktober 2025 karena masalah pada metode pembersihan pelapis kursi penumpangnya.
Beberapa pesawat tipe A321 milik maskapai tersebut harus ditarik dari layanan karena dampak dari proses "pencucian dengan air" atau water washing terhadap fitur perlindungan kebakaran pada pelapis kursi.
"Kami telah menangguhkan sementara operasi pada sebagian armada A320 kami (8 pesawat A321). Alasan penangguhan ini adalah informasi yang kami terima dari produsen pelapis kursi bahwa dampak dari metode pembersihan (pencucian air) pada pelindung api belum diverifikasi dengan benar," bunyi pernyataan Finnair dalam keterangan pers, seperti dilansir Independent.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut maskapai penerbangan Finlandia itu, "beberapa" penerbangan dibatalkan antara tanggal 13 hingga 21 Oktober 2025.
Pelancong telah diperingatkan untuk mengantisipasi pembatalan, penundaan, dan perubahan maskapai yang mengoperasikan penerbangan.
Perubahan pesawat untuk meminimalkan pembatalan juga "kemungkinan akan mengakibatkan overbooking" pada penerbangan tertentu yang akan dioperasikan oleh maskapai Lituania, DAT LT, mulai 15 Oktober 2025.
Finnair menambahkan bahwa keselamatan selalu menjadi prioritas utama maskapai itu dan dan mereka selalu mengikuti instruksi pemeliharaan pabrikan serta arahan dan rekomendasi dari pihak berwenang.
Penumpang yang terpengaruh oleh penerbangan Finnair yang dibatalkan atau overbooked akan dihubungi melalui pesan teks atau email. Finnair meminta maaf atas "ketidakpastian dan ketidaknyamanan yang disebabkan situasi ini" pada rencana perjalanan mereka.
Finnair bukan satu-satunya maskapai di kawasan tersebut yang menghadapi pembatalan penerbangan baru-baru ini.
Awal bulan ini, sebuah maskapai asal kawasan Nordik mengumumkan akan menghentikan penerbangan segera menyusul penundaan pengiriman pesawat dan "tantangan keuangan."
Braathens, maskapai regional asal Swedia, terpaksa mengajukan kebangkrutan untuk operasi armada Airbus-nya setelah hanya tiga tahun beroperasi, karena "kurangnya likuiditas."
(wiw)