Jakarta, CNN Indonesia --
Lebih dari satu abad berlalu sejak malam kelam pada 14 April 1912, namun misteri di balik tenggelamnya RMS Titanic masih menjadi perdebatan abadi.
Berdiri di atas tanah tempat kapal raksasa itu dibangun, Titanic Museum di Belfast, Irlandia Utara, menjadi monumen yang tak hanya mengenang 1.512 korban jiwa, tetapi juga menjadi tempat bagi publik mencari jawaban atas pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab.
Museum Titanic terletak di Titanic Quarter Belfast, lokasi yang dulu menjadi galangan kapal Harland & Wolff. Sejak dibuka pada tahun 2012, museum ini menjadi daya tarik utama yang menggambarkan ambisi luar biasa yang mengangkat Titanic ke puncak kejayaan sekaligus menyeretnya ke jurang kehancuran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsitektur yang Menyimpan Makna Tragis
Struktur museum yang berjarak sekitar 2,5 meter dari pusat kota Belfast ini sarat akan simbolisme. Bangunan setinggi 38 meter ini menampilkan empat sudut lambung yang menjulang ke langit, meniru ketinggian lambung kapal Titanic yang asli.
Eksteriornya dibungkus panel perak dan aluminium yang berkilauan. Di bagian luar, pengunjung disambut oleh patung "Titanica," yang menggambarkan seorang gadis muda berdiri di tepi kapal, siap melompat dalam keputusasaan.
Sambutan ironis ini mewakili nasib 1.512 orang di atas Titanic yang dihadapkan pada pilihan mengerikan: melompat ke air laut yang membekukan atau bertahan di kapal yang sebentar lagi tenggelam ke dasar samudra.
Sembilan Galeri Imersif Menarasikan Sejarah
Museum Titanic menarasikan tragedi ini secara mendalam melalui sembilan galeri imersif yang dapat dijelajahi dalam waktu sekitar dua jam. Pengunjung diajak menelusuri kisah melalui artefak, rekonstruksi suasana, dan presentasi multimedia.
Perjalanan dimulai dari Belfast awal abad ke-20, ketika pembuatan kapal adalah identitas kota. Dokumentasi disajikan mulai dari pemasangan lunas kapal pada 31 Maret 1909, operasi berskala besar yang melibatkan ribuan pekerja yang berambisi membangun "mahakarya yang tak bisa tenggelam."
Kemenangan semu kota Belfast saat peluncuran kapal pada 31 Mei 1911 diabadikan dalam foto dan memorabilia.
Melansir Rolling Out, Museum ini juga tak luput memamerkan kemewahan Titanic. Pengunjung dapat melihat rekonstruksi akomodasi kelas satu, yang pada tahun 1912 dianggap sebagai fasilitas revolusioner.
Namun, gambaran kemewahan ini segera beralih menjadi refleksi bahwa kelas, kekuasaan, dan kekayaan tidak mampu melindungi siapapun dari bencana alam.
Menuju Malam Bencana
Narasi mencapai puncaknya saat pengunjung mengikuti pelayaran perdana Titanic yang membawa 2.208 jiwa, berlayar dari Southampton pada 10 April 1912. Potongan tiket, foto penumpang, dan barang bawaan tak bertuan menjadi bukti bisu dari pelayaran yang tak pernah berlabuh tersebut.
Sensasi tak terlupakan menanti di galeri ruang gelap, yang membawa pengunjung secara harfiah ke malam nahas 14 April 1912, momen ketika Titanic menghantam gunung es.
Fakta-fakta yang disoroti menunjuk pada serangkaian kelalaian: bobot kapal yang berlebihan, jumlah sekoci yang tidak memadai, peringatan gunung es yang diabaikan, hingga serangkaian keputusan krusial kapten dan kru yang mengubah kecelakaan menjadi tragedi kematian massal.































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5246935/original/037886700_1749495798-063_2211629707.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276050/original/094040100_1751944990-VE_-_Alibii.com_-_Main_KV_-_Apple_Artwork_-_16_9_Cover_Art.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286939/original/017925500_1752796556-s_line_1.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4270001/original/078472800_1671718958-220907_TWISTxEVE_WORN_50_SOCIAL_1280x720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295197/original/079952100_1753430817-_ARM0778.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4667501/original/078732200_1701240707-WhatsApp_Image_2023-11-29_at_09.37.26.jpeg)

