Mendag Ungkap Progres Nego Tarif dengan AS, Target Kelar 22 Juni

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia menargetkan penyelesaian dialog perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) pada 22 Juni 2025, sebelum kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal diberlakukan, yakni pada 9 Juli 2025.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam laporan terbarunya kepada Komisi VI DPR RI.

"Perundingan ditargetkan selesai dalam 60 hari sebelum diberlakukan tarif resiprokal," ujar Budi, Selasa (20/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perundingan ini menyusul kebijakan tarif baru pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang terdiri atas tarif dasar sebesar 10 persen, tarif resiprokal hingga 32 persen untuk Indonesia, serta tarif sektoral 25 persen untuk produk strategis seperti baja, aluminium, dan otomotif.

Saat ini, Indonesia masih dikenai tarif dasar 10 persen dan tarif sektoral 25 persen, sementara penerapan tarif resiprokal masih dalam masa tunggu.

Budi memaparkan AS merupakan mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah China. Pada 2024, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$38,3 miliar atau setara Rp628,80 triliun (asumsi kurs Rp16.419 per dolar AS), meningkat 11,01 persen dibanding tahun sebelumnya.

Ia juga melaporkan ekspor Indonesia ke AS tahun lalu tercatat sebesar US$26,3 miliar atau Rp431,83 triliun dengan surplus perdagangan mencapai US$14,3 miliar atau Rp234,79 miliar, surplus terbesar kedua setelah India.

Surplus ini terus berlanjut pada awal 2025. Ekspor non migas Indonesia ke AS pada Januari-Maret 2025 tercatat mencapai US$7,30 miliar atau Rp119,84 triliun, naik 16,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, pemerintah memperkirakan kebijakan tarif AS dapat menekan daya saing produk Indonesia dan mengurangi surplus perdagangan tersebut.

"Tambahan tarif terhadap produk-produk Indonesia akan secara langsung menurunkan daya saing produk Indonesia di pasar AS. Hal ini akan berakibat turunnya ekspor dan menggerus surplus neraca perdagangan yang selama ini menguntungkan Indonesia," ujar Budi.

Selain risiko penurunan ekspor, perang dagang juga dinilai bisa meningkatkan harga bahan baku produksi dan berdampak pada produktivitas industri dalam negeri.

Menurut Budi, pemerintah juga mengantisipasi potensi lonjakan impor dari negara-negara yang terdampak kebijakan tarif AS, serta peningkatan praktik dumping yang merugikan pelaku usaha lokal.

Langkah diplomasi dilakukan sejak April 2025 melalui kunjungan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke AS untuk bertemu dengan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR). Pertemuan-pertemuan lanjutan dilakukan oleh tim negosiator utama kedua negara.

Substansi perundingan mencakup isu-isu teknis dan regulasi perdagangan seperti perizinan impor, standar keamanan pangan, persyaratan halal, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), hambatan teknis perdagangan, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.

Di dalam negeri, menurut Budi, pemerintah juga melakukan langkah antisipatif melalui penataan kebijakan perdagangan, penguatan mekanisme trade remedies, serta dukungan terhadap UMKM berbasis ekspor.

"Kami juga terus mendorong penguatan daya saing pelaku usaha nasional, khususnya UMKM yang berbasis ekspor dengan program UMKM Bisa Ekspor," ujar Budi.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga sedang menyelidiki kondisi tarif yang diterapkan terhadap 10 produk ekspor utama Indonesia ke AS.

"Kita melihat atau mengintip bagaimana negara-negara pesaing kita kira-kira diplomasinya seperti apa dan mereka mendapat tarif berapa. Kita harap paling tidak kita harus di bawah atau lebih kecil tarifnya dibandingkan negara-negara pesaing untuk produk tertentu atau produk 10 besar kita," kata Budi.

Adapun 10 barang ekspor RI ke AS yang paling terkena dampak tarif Trump termasuk mesin dan perlengkapan elektrik; pakaian dan aksesorisnya (rajutan); alas kaki; pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan); lemak dan minyak hewani/nabati; karet dan barang dari karet; perabotan dan alat penerangan; ikan dan udang; mesin dan peralatan mekanis, dan olahan dari daging dan ikan.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
Entertainment |